Jumat, Oktober 31, 2008

Warna "Buta Warna" Terapi Warna

oleh: FG Winarno


MASYARAKAT di zaman purbakala telah melakukan berbagai percobaan dalam memproduksi warna alami dari berbagai sumber, seperti, kulit kerang, serangga, bunga, akar-akaran, dan kulit kayu. Dinding gua mereka lukis dengan berbagai jenis binatang, menggunakan berbagai warna yang awet dan tidak luntur hingga saat ini.
MEREKA suka meniru binatang dengan cara mengecat tubuhnya untuk memberi kesan agresif atau untuk menyamarkan diri mereka menghadapi bahaya, atau untuk menarik perhatian lawan jenis kelaminnya.

Pigmen (zat warna alami) yang terpenting saat itu adalah warna: purple, safron, dan ultramarine. Saat itu, berdasarkan beratnya, pigmen tersebut dihargai sebagai emas. Kota-kota kuno dibangun berdasarkan kiblat keberuntungan atau fortune , dibuat sebagian dari warna purple (dye) yang diekstraksi dari moluska.
Para pakar filosofi, seniman, musikus, dan ilmuwan telah lama berdebat mengenai sifat alamiah warna. Lebih dari seribu tahun para ahli astrologi telah mengajarkan bahwa sinar Matahari yang "berwarna putih" tersebut sebetulnya terdiri dari seluruh jenis warna. Matahari dipuja sebagai dewa surya dan merupakan sumber kehidupan satu-satunya, yang menguasai kedelapan badan celestial body, di mana setiap celestial body hanya memancarkan satu warna murni ke Bumi, yang bermanfaat bagi arah dan kehidupan setiap makhluk hidup.

Sejak zaman dahulu, warna erat kaitannya dengan batu pualam (germstones), seperti misalnya cat's eye, hessonite, coral, sapphire, pearl, emerald, yellow saphir, intan, dan rubby.
Dari dunia Barat tradisional, khususnya Aristoteles, percaya bahwa semua warna dapat diciptakan hanya dengan menggunakan campuran dua warna, yaitu hitam dan putih.
Bahkan, Leonardo Da Vinci tidak dapat menjelaskan bahwa di dunia hanya terdapat enam atau delapan warna primer. Di tahun 1613, seorang Pastor Jesuit, Francois d' Aguilon, menyatakan bahwa sebetulnya hanya ada tiga warna dasar, yaitu: merah, kuning, dan biru. Bila warna-warna tersebut digabung dengan warna putih dan hitam dapat diciptakan semua jenis warna.
Di tahun 1672, Sir Isaac Newton mengungkapkan pendapatnya di depan umum, bahwa bila suatu berkas sinar putih dilalukan ke dalam suatu prisma, sinar tersebut dapat diuraikan menjadi semua warna visible dalam bentuk suatu spektrum warna, dan sinar-sinar tersebut dapat digabung kembali menjadi warna putih lagi. Penemuan tersebut telah mendorong terciptanya bidang optik modern.

1907, Limiere bersaudara dari Paris menutupi pelat film dengan butir kecil pati kentang yang diberi warna. Mulai saat itu fotografi berwarna berkembang pesat; dan kemudian secara bertahap teknologi televisi berwarna yang masih kasar telah lahir, dan penemuan itu telah didemonstrasikan di London pada tahun 1928, di mana saat ini mampu memancarkan gambar warna yang menghiasi suatu ruangan keluarga modern.
Ditemukannya pengaruh psikologi oleh beberapa jenis warna, maka para ahli pemasaran telah dengan cerdiknya memanipulasi konsumen dengan kemajuan teknologi terkini, baik untuk kosmetika, fashion, dan bahkan sampai warna mobil serta warna kamar senantiasa baru. Komputer kini sedang dikembangkan cara pencarian warna yang diinginkan sesuai berbagai tujuan.

Peran warna
Peran warna merah di bidang pertanian. Dr Michael Kasperbauer, seorang pakar dan peneliti terkemuka di bidang agronomi atau budidaya pertanian, telah meneliti peran warna merah pada tanaman. Bidang penelitiannya terfokus pada pengaruh warna film plastik yang digunakan sebagai "mulch" penutup lahan pertanian tanaman tomat. Hasilnya sangat menarik untuk disimak, yaitu sebagai berikut.
Mulch dari film plastik (PVC) yang berwarna merah menyala sangat berpengaruh terhadap perkembangan tanaman tomat. Tanaman tampaknya mampu "melihat" warna jauh lebih baik dari penglihatan manusia. Bagi tanaman, mulch yang berwarna merah mampu mengeluarkan signal yang meningkatkan pertumbuhan akar tanaman tomat. Akar tanaman tersebut menjadi jauh lebih lebat dengan buah yang dihasilkan jauh lebih besar dan matang lebih awal.
Peran warna merah pada manusia dan binatang. Di banyak spesies binatang, termasuk manusia, warna merah akan mempercepat laju denyut jantung dan menyebabkan keluarnya hormon adrenalin. Para pria (menurut hasil survei di Amerika Serikat (AS)) sebagian besar akan merespons secara kuat terhadap warna merah dengan campuran sedikit warna kuning, sedang para wanitanya lebih menyukai sedikit warna biru yang berlandaskan warna merah (blue-based reds). Karena alasan tersebut, maka bibir yang dipulas dengan lipstk warna merah, konon lebih merangsang para pria dibanding yang berwarna ungu atau hitam.

Warna merah pada ayam. Dalam suatu kandang ternak ayam, khususnya ayam ras, bila ada ayam kulitnya berdarah, maka teman-temannya akan saling berebutan mematok bagian kulit yang berdarah tersebut sampai babak belur, dan kadang-kadang sampai ayam tersebut tak berdaya lagi. Ternyata warna darah merah mengganggu peternakan ayam.
Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti unggas di AS telah berhasil, yaitu dengan memasang kontak lens pada 100.000 unggas, yang mampu mencegah ayam melihat warna merah darah, sehingga mampu mencegah ayam dalam kandang saling membunuh. Tidak dijelaskan berapa harga kontak lens ayam tersebut. Di Indonesia, kontak lens lebih banyak dipakai para selebritis, sehingga ayam-ayam di Indonesia harus menunggu waktu lama untuk mendapat giliran memakai kontak lens.

Warna merah pada restoran "fast food". Berbagai fast foods chains restaurant atau coffee shop di dunia telah banyak menggunakan warna merah pada dinding dan dekorasi internalnya. Warna merah relatif lebih cepat menarik perhatian, dan konon menurut ahli gastronomi dan para konsultan restoran terkemuka di dunia, warna merah dapat merangsang perut sehingga menjadi lapar, dan setelah kenyang memberi signal agar cepat-cepat meninggalkan tempat. Hal ini penting agar jumlah tempat duduk yang tersedia dapat cepat-cepat diganti oleh pengunjung lain.
Red tape: merupakan hambatan urusan perkantoran milik pemerintah. Di Indonesia terkenal banyaknya "amplop" yang harus ditinggalkan di setiap meja tahap pengurusan. Sebetulnya red tape telah berkembang di Inggris, yang artinya sebagai beurocratice complications. Saat itu surat-surat penting yang harus "cepat diproses" dengan jalur khusus diikat dengan suatu pita yang berwarna merah. Di Indonesia, rasanya kalau praktik di Inggris diterapkan, maka kantor-kantor akan penuh dengan pita merah atau red tape.
Warna merah. Japanese Doll (Hina Dolls) yang dipasang selama Girls Day Festival ternyata sangat mahal harganya, sekitar 25.000 dollar AS sebuah. Warna merah bibir doll tersebut digunakan cochineal yang telah berumur 50 tahun.
Warna kuning. Warna ini banyak digunakan untuk berbagai jenis makanan di dunia maupun di Indonesia, di antaranya keju swiss, cheddar, dan gouda, getuk lindri, dan nasi kuning. Biji anato merupakan sumber pigmen kuning bagi keju maupun mentega.
Beberapa orang sangat rewel mengenai warna kuning telor, khususnya masyarakat Eropa, terutama masyarakat Jerman. Warna kuning telor yang mereka senangi adalah warna kuning jingga keemasan. Untuk memuaskan konsumen tersebut, peternak ayam petelur telah memberi pakan unggasnya dengan daun bunga marigold dan cabe merah untuk mencerahkan warna kuning telur.

Beberapa minggu yang lalu penulis menerima kiriman enam butir telur ayam dari Papua, yang kuning telurnya berwarna jingga menyala. Warna yang indah tersebut diperoleh dengan pemberian pakan ayam dibubuhi dengan minyak "buah merah". Wah, tampaknya hal itu dapat dikembangkan sebagai potensi ekspor telur ke Jerman.
Pigmen dengan warna kuning keemasan saffron digunakan untuk mewarnai beras atau nasi. Risoto beras/nasi Milanese yang berwarna kuning alamiah tersebut diperoleh dari stigma bunga Crocus sativus, salah satu rempah-rempah termahal di dunia. Sekitar 14.000 stigma diperlukan hanya untuk menghasilkan satu ons saffron.
Di berbagai tembok rumah sakit, demikian juga di rumah keluarga, sering digunakan warna kuning muda, karena warna tersebut menimbulkan atau meningkatkan perasaan senang.
Kalau seseorang ingin melakukan pertemuan bisnis, sebaiknya ia membayangkan sebuah warna ungu dalam benaknya, konsentrasikan pada cahaya ungu, atau seluruh ruangan dianggap berwarna ungu. Karena, warna ungu berkaitan dengan uang atau mendatangkan uang.
Warna hitam

Warna hitam legam, dalam bentuk tinta lengket yang banyak digunakan oleh Calligraphers Jepang, yang disebut Sumi, dapat ditelusuri kembali asal usulnya, yaitu paling sedikit tiga abad yang telah silam dari Cina daratan, yang mereka buat dengan pembakaran pine (cemara).
The Kobaien Company, sebuah perusahaan keluarga yang telah berumur 15 tahun, yang berdomisili di Nara, Jepang, adalah perusahaan yang memproduksi seperempat dari total sumi di Jepang. Setiap dua jam sekali petugas memasuki suatu ruang yang pengap dengan udara hitam berminyak jelaga (fog) hasil pembakaran minyak rapeseed dari lampu teplok. Dan, dari tutup lampu teplok tersebut dikerok sehingga dapat dihasilkan jelaga yang hitam kelam. Jelaga tersebut kemudian dicampur dengan lem kulit sapi (kak) sebagai perekat, dan kemudian diberi parfum untuk memberi rangsangan nikmat bagi penggunanya.
Campuran tersebut digiling dan kemudian dicetak dalam bentuk batangan dengan dekorasi yang telah didisain dengan cermat. Sumi hanya diproduksi di musim dingin, karena lemnya akan rusak di musim panas.
Gofun: Warna putih yang paling putih
Kulit kerang Oyster merupakan sumber warna putih alami yang stabil dan pekat. Kulit kerang Oyster tersebut sebelumnya diperam paling sedikit selama 20 tahun di halaman rumah atau pabrik.

Buta warna
"Buta warna" merupakan "penyakit" keturunan yang terekspresi para pria, tetapi tidak pada wanita. Wanita secara genitis sebagai carrier. Istilah buta warna atau colour blind sebetulnya salah pengertian dan menyesatkan, karena seorang penderita "buta warna" tidak buta terhadap seluruh warna. Akan lebih tepat bila disebut gejala defisiensi daya melihat warna tertentu saja atau colour vision difiency.
Seseorang yang menderita difisiensi penglihatan warna tersebut otaknya tidak mampu menerima beberapa jenis warna secara normal. Tidak semua penderitanya mengalami masalah dan sifat-sifat yang sama. Secara umum dan pasti dapat dinyatakan bahwa defisiensi penglihatan warna tidak berarti buta terhadap segala warna. Yang sebenarnya terjadi adalah reseptor mata mereka sering terkecoh (confuse) terhadap warna yang mereka pandang.
Pada umumnya, terjadinya "buta warna" disebabkan oleh adanya reseptor warna dalam retina mata yang kurang berfungsi secara normal (mal function). Pada dasarnya, di dalam retina mata kita terdapat tiga tipe/jenis reseptor warna, yaitu merah, biru, dan hijau. Anomali warna terjadi sebagai hasil akibat kekurangan satu atau lebih dari reseptor warna tersebut.
Di dalam kehidupan manusia, ada yang mengalami beberapa jenis defisiensi warna. Beberapa orang hanya dapat mendeteksi beberapa jenis warna tertentu, sedang dalam kondisi yang sangat payah, beberapa penderita hanya mampu melihat hitam dan putih saja, yang disebut monochronat. Untungnya, kondisi tersebut merupakan kasus yang sangat jarang terjadi, kira-kira peluang terjadinya pada satu orang per tiga juta orang.
Seorang yang memiliki defisiensi warna merah disebut Protan, sedang yang memiliki defisiensi warna hijau atau biru disebut berturut-turut sebagai Deutan dan Tristan. Sebagian besar cacat persepsi warna berkisar pada defisiensi warna merah atau hijau, namun kadang-kadang juga dapat terjadi pada seorang pasien cacat kedua-duanya.
"Buta warna" biasanya dapat didiagnosa melalui uji klinis. Penderita harus terbiasa dengan keadaan tersebut, karena hal itu akan diderita selama hidupnya. Berbagai hambatan bagi para "buta warna", karena mereka biasanya tidak dapat menjadi pilot kapal terbang, dokter, dan ahli fotografi, di mana penglihatan warna yang akurat merupakan faktor yang paling esensial.
Penderita "buta warna" tidak pernah dapat mengutarakan warna sesuatu yang sebenarnya, karena tidak pernah tercatat dalam benak mereka dalam hidupnya. Apa yang kita lihat merupakan persepsi terhadap apa yang telah diajarkan atau apa yang telah kita alami. Untuk mengetahui warna apa pasien buta warna melihat, pakar optician David Harris telah memasukkan ke dalam komputernya suatu foto hitam dan putih. Untuk mencoba mencocokkan warna aslinya, Harris telah berhasil menyeimbangkan lensa-lensa yang memiliki filter warna khusus, yang memungkinkan pasien melakukan interpretasi kembali warna sehingga meningkatkan kemampuannya melihat warna. Suatu saat penemuan Harris ini akan dapat "menyembuhkan" pasien buta warna.

Terapi warna
Terapi warna kini merupakan tren baru dalam masyarakat modern. Hal itu khususnya telah berkembang dengan cepat di berbagai pusat industri kosmetik di Amerika Serikat, Eropa, serta Jepang. Tujuan terapi warna biasanya dilakukan untuk menghalau kemurungan, dan mempertajam fokus.
Menurut The Sunday Times (Juli 2002), setiap bayangan pada warna pelangi mempunyai tingkat getaran yang berbeda, maka warna dapat menyeimbangkan atau merangsang tujuh pusat energi di tubuh manusia yang disebut cakra.
Secara umum, warna merah meningkatkan energi, warna kuning mengikis stres, dan warna hijau selalu berhubungan dengan kesehatan jantung. Menurut Eric Sage, pakar color therapy, seseorang yang sedang tidak sehat atau tidak dalam kondisi prima biasanya disebabkan karena tidak adanya keseimbangan antarpusat energi cakra dalam tubuhnya.
Perusahaan di Amerika Serikat yang memproduksi "bak mandi" yang digunakan untuk berendam badan ternyata akan memasukkan getaran-getaran yang berbeda-beda, yang bersumber pada air dan cahaya serta warna bak mandinya. Hal itu penting bagi industri Spa yang selalu menggunakan bak air untuk merendam tubuh, sebagai wahana utama untuk mencapai relaksasi penuh.

Berbagai jenis kosmetik telah berkembang pesat ke seluruh dunia, bahkan telah pula berkembang kosmetik-kosmetik etnis dan tradisional. Karena kosmetik erat kaitannya dengan warna, maka kosmetik merupakan wahana yang ampuh untuk menyebarkan informasi dan manfaat terapi warna. Terapi warna adalah informasi tentang penyembuhan gejala-gejala kehidupan yang kurang normal yang berada dalam tubuh melalui getaran warna.
Contohnya, bila seorang gadis atau ibu menggunakan warna eyes shadow biru, warna itu tidak hanya sekadar mempercantik wajah, tetapi juga mempengaruhi perasaan seorang gadis atau ibu tersebut. Terapi warna tidak selalu dapat menyembuhkan suatu gejala negatif, tetapi terapi warna mampu merubah suasana hati seseorang.

prinsip itu, Tony Gill dan Christine Bornster, ahli cakra dan warna, melakukan suatu tes sederhana di mana pasien diminta memejamkan mata mereka dan kemudian diminta untuk meraba tujuh helai kartu yang masing-masing berbeda warnanya. Salah satu helai kartu yang terasa paling hangat, itulah warna yang dapat menyalurkan energi yang paling berhubungan dengan jaringan organ tubuh yang perlu diaktifkan untuk penyembuhan stres. Bahkan, mereka telah berhasil memotret citra aura seorang pasien, dan mencetak hasilnya sehingga dapat terlihat warna-warna apa yang terbaik untuk kesembuhan dan penyembuhan energi seseorang.


FG Winarno Guru Besar Ilmu Pangan IPB

Warna "Buta Warna" Terapi Warna

oleh: FG Winarno

MASYARAKAT di zaman purbakala telah melakukan berbagai percobaan dalam memproduksi warna alami dari berbagai sumber, seperti, kulit kerang, serangga, bunga, akar-akaran, dan kulit kayu. Dinding gua mereka lukis dengan berbagai jenis binatang, menggunakan berbagai warna yang awet dan tidak luntur hingga saat ini.
MEREKA suka meniru binatang dengan cara mengecat tubuhnya untuk memberi kesan agresif atau untuk menyamarkan diri mereka menghadapi bahaya, atau untuk menarik perhatian lawan jenis kelaminnya.
Pigmen (zat warna alami) yang terpenting saat itu adalah warna: purple, safron, dan ultramarine. Saat itu, berdasarkan beratnya, pigmen tersebut dihargai sebagai emas. Kota-kota kuno dibangun berdasarkan kiblat keberuntungan atau fortune , dibuat sebagian dari warna purple (dye) yang diekstraksi dari moluska.
Para pakar filosofi, seniman, musikus, dan ilmuwan telah lama berdebat mengenai sifat alamiah warna. Lebih dari seribu tahun para ahli astrologi telah mengajarkan bahwa sinar Matahari yang "berwarna putih" tersebut sebetulnya terdiri dari seluruh jenis warna. Matahari dipuja sebagai dewa surya dan merupakan sumber kehidupan satu-satunya, yang menguasai kedelapan badan celestial body, di mana setiap celestial body hanya memancarkan satu warna murni ke Bumi, yang bermanfaat bagi arah dan kehidupan setiap makhluk hidup.
Sejak zaman dahulu, warna erat kaitannya dengan batu pualam (germstones), seperti misalnya cat's eye, hessonite, coral, sapphire, pearl, emerald, yellow saphir, intan, dan rubby.
Dari dunia Barat tradisional, khususnya Aristoteles, percaya bahwa semua warna dapat diciptakan hanya dengan menggunakan campuran dua warna, yaitu hitam dan putih.
Bahkan, Leonardo Da Vinci tidak dapat menjelaskan bahwa di dunia hanya terdapat enam atau delapan warna primer. Di tahun 1613, seorang Pastor Jesuit, Francois d' Aguilon, menyatakan bahwa sebetulnya hanya ada tiga warna dasar, yaitu: merah, kuning, dan biru. Bila warna-warna tersebut digabung dengan warna putih dan hitam dapat diciptakan semua jenis warna.
Di tahun 1672, Sir Isaac Newton mengungkapkan pendapatnya di depan umum, bahwa bila suatu berkas sinar putih dilalukan ke dalam suatu prisma, sinar tersebut dapat diuraikan menjadi semua warna visible dalam bentuk suatu spektrum warna, dan sinar-sinar tersebut dapat digabung kembali menjadi warna putih lagi. Penemuan tersebut telah mendorong terciptanya bidang optik modern.
Tahun 1907, Limiere bersaudara dari Paris menutupi pelat film dengan butir kecil pati kentang yang diberi warna. Mulai saat itu fotografi berwarna berkembang pesat; dan kemudian secara bertahap teknologi televisi berwarna yang masih kasar telah lahir, dan penemuan itu telah didemonstrasikan di London pada tahun 1928, di mana saat ini mampu memancarkan gambar warna yang menghiasi suatu ruangan keluarga modern.
Ditemukannya pengaruh psikologi oleh beberapa jenis warna, maka para ahli pemasaran telah dengan cerdiknya memanipulasi konsumen dengan kemajuan teknologi terkini, baik untuk kosmetika, fashion, dan bahkan sampai warna mobil serta warna kamar senantiasa baru. Komputer kini sedang dikembangkan cara pencarian warna yang diinginkan sesuai berbagai tujuan.
Peran warna
Peran warna merah di bidang pertanian. Dr Michael Kasperbauer, seorang pakar dan peneliti terkemuka di bidang agronomi atau budidaya pertanian, telah meneliti peran warna merah pada tanaman. Bidang penelitiannya terfokus pada pengaruh warna film plastik yang digunakan sebagai "mulch" penutup lahan pertanian tanaman tomat. Hasilnya sangat menarik untuk disimak, yaitu sebagai berikut.
Mulch dari film plastik (PVC) yang berwarna merah menyala sangat berpengaruh terhadap perkembangan tanaman tomat. Tanaman tampaknya mampu "melihat" warna jauh lebih baik dari penglihatan manusia. Bagi tanaman, mulch yang berwarna merah mampu mengeluarkan signal yang meningkatkan pertumbuhan akar tanaman tomat. Akar tanaman tersebut menjadi jauh lebih lebat dengan buah yang dihasilkan jauh lebih besar dan matang lebih awal.
Peran warna merah pada manusia dan binatang. Di banyak spesies binatang, termasuk manusia, warna merah akan mempercepat laju denyut jantung dan menyebabkan keluarnya hormon adrenalin. Para pria (menurut hasil survei di Amerika Serikat (AS)) sebagian besar akan merespons secara kuat terhadap warna merah dengan campuran sedikit warna kuning, sedang para wanitanya lebih menyukai sedikit warna biru yang berlandaskan warna merah (blue-based reds). Karena alasan tersebut, maka bibir yang dipulas dengan lipstk warna merah, konon lebih merangsang para pria dibanding yang berwarna ungu atau hitam.
Warna merah pada ayam. Dalam suatu kandang ternak ayam, khususnya ayam ras, bila ada ayam kulitnya berdarah, maka teman-temannya akan saling berebutan mematok bagian kulit yang berdarah tersebut sampai babak belur, dan kadang-kadang sampai ayam tersebut tak berdaya lagi. Ternyata warna darah merah mengganggu peternakan ayam.
Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti unggas di AS telah berhasil, yaitu dengan memasang kontak lens pada 100.000 unggas, yang mampu mencegah ayam melihat warna merah darah, sehingga mampu mencegah ayam dalam kandang saling membunuh. Tidak dijelaskan berapa harga kontak lens ayam tersebut. Di Indonesia, kontak lens lebih banyak dipakai para selebritis, sehingga ayam-ayam di Indonesia harus menunggu waktu lama untuk mendapat giliran memakai kontak lens.
Warna merah pada restoran "fast food". Berbagai fast foods chains restaurant atau coffee shop di dunia telah banyak menggunakan warna merah pada dinding dan dekorasi internalnya. Warna merah relatif lebih cepat menarik perhatian, dan konon menurut ahli gastronomi dan para konsultan restoran terkemuka di dunia, warna merah dapat merangsang perut sehingga menjadi lapar, dan setelah kenyang memberi signal agar cepat-cepat meninggalkan tempat. Hal ini penting agar jumlah tempat duduk yang tersedia dapat cepat-cepat diganti oleh pengunjung lain.
Red tape: merupakan hambatan urusan perkantoran milik pemerintah. Di Indonesia terkenal banyaknya "amplop" yang harus ditinggalkan di setiap meja tahap pengurusan. Sebetulnya red tape telah berkembang di Inggris, yang artinya sebagai beurocratice complications. Saat itu surat-surat penting yang harus "cepat diproses" dengan jalur khusus diikat dengan suatu pita yang berwarna merah. Di Indonesia, rasanya kalau praktik di Inggris diterapkan, maka kantor-kantor akan penuh dengan pita merah atau red tape.
Warna merah. Japanese Doll (Hina Dolls) yang dipasang selama Girls Day Festival ternyata sangat mahal harganya, sekitar 25.000 dollar AS sebuah. Warna merah bibir doll tersebut digunakan cochineal yang telah berumur 50 tahun.
Warna kuning. Warna ini banyak digunakan untuk berbagai jenis makanan di dunia maupun di Indonesia, di antaranya keju swiss, cheddar, dan gouda, getuk lindri, dan nasi kuning. Biji anato merupakan sumber pigmen kuning bagi keju maupun mentega.
Beberapa orang sangat rewel mengenai warna kuning telor, khususnya masyarakat Eropa, terutama masyarakat Jerman. Warna kuning telor yang mereka senangi adalah warna kuning jingga keemasan. Untuk memuaskan konsumen tersebut, peternak ayam petelur telah memberi pakan unggasnya dengan daun bunga marigold dan cabe merah untuk mencerahkan warna kuning telur.
Beberapa minggu yang lalu penulis menerima kiriman enam butir telur ayam dari Papua, yang kuning telurnya berwarna jingga menyala. Warna yang indah tersebut diperoleh dengan pemberian pakan ayam dibubuhi dengan minyak "buah merah". Wah, tampaknya hal itu dapat dikembangkan sebagai potensi ekspor telur ke Jerman.
Pigmen dengan warna kuning keemasan saffron digunakan untuk mewarnai beras atau nasi. Risoto beras/nasi Milanese yang berwarna kuning alamiah tersebut diperoleh dari stigma bunga Crocus sativus, salah satu rempah-rempah termahal di dunia. Sekitar 14.000 stigma diperlukan hanya untuk menghasilkan satu ons saffron.
Di berbagai tembok rumah sakit, demikian juga di rumah keluarga, sering digunakan warna kuning muda, karena warna tersebut menimbulkan atau meningkatkan perasaan senang.
Kalau seseorang ingin melakukan pertemuan bisnis, sebaiknya ia membayangkan sebuah warna ungu dalam benaknya, konsentrasikan pada cahaya ungu, atau seluruh ruangan dianggap berwarna ungu. Karena, warna ungu berkaitan dengan uang atau mendatangkan uang.
Warna hitam
Warna hitam legam, dalam bentuk tinta lengket yang banyak digunakan oleh Calligraphers Jepang, yang disebut Sumi, dapat ditelusuri kembali asal usulnya, yaitu paling sedikit tiga abad yang telah silam dari Cina daratan, yang mereka buat dengan pembakaran pine (cemara).
The Kobaien Company, sebuah perusahaan keluarga yang telah berumur 15 tahun, yang berdomisili di Nara, Jepang, adalah perusahaan yang memproduksi seperempat dari total sumi di Jepang. Setiap dua jam sekali petugas memasuki suatu ruang yang pengap dengan udara hitam berminyak jelaga (fog) hasil pembakaran minyak rapeseed dari lampu teplok. Dan, dari tutup lampu teplok tersebut dikerok sehingga dapat dihasilkan jelaga yang hitam kelam. Jelaga tersebut kemudian dicampur dengan lem kulit sapi (kak) sebagai perekat, dan kemudian diberi parfum untuk memberi rangsangan nikmat bagi penggunanya.
Campuran tersebut digiling dan kemudian dicetak dalam bentuk batangan dengan dekorasi yang telah didisain dengan cermat. Sumi hanya diproduksi di musim dingin, karena lemnya akan rusak di musim panas.
Gofun: Warna putih yang paling putih
Kulit kerang Oyster merupakan sumber warna putih alami yang stabil dan pekat. Kulit kerang Oyster tersebut sebelumnya diperam paling sedikit selama 20 tahun di halaman rumah atau pabrik.
Buta warna
"Buta warna" merupakan "penyakit" keturunan yang terekspresi para pria, tetapi tidak pada wanita. Wanita secara genitis sebagai carrier. Istilah buta warna atau colour blind sebetulnya salah pengertian dan menyesatkan, karena seorang penderita "buta warna" tidak buta terhadap seluruh warna. Akan lebih tepat bila disebut gejala defisiensi daya melihat warna tertentu saja atau colour vision difiency.
Seseorang yang menderita difisiensi penglihatan warna tersebut otaknya tidak mampu menerima beberapa jenis warna secara normal. Tidak semua penderitanya mengalami masalah dan sifat-sifat yang sama. Secara umum dan pasti dapat dinyatakan bahwa defisiensi penglihatan warna tidak berarti buta terhadap segala warna. Yang sebenarnya terjadi adalah reseptor mata mereka sering terkecoh (confuse) terhadap warna yang mereka pandang.
Pada umumnya, terjadinya "buta warna" disebabkan oleh adanya reseptor warna dalam retina mata yang kurang berfungsi secara normal (mal function). Pada dasarnya, di dalam retina mata kita terdapat tiga tipe/jenis reseptor warna, yaitu merah, biru, dan hijau. Anomali warna terjadi sebagai hasil akibat kekurangan satu atau lebih dari reseptor warna tersebut.
Di dalam kehidupan manusia, ada yang mengalami beberapa jenis defisiensi warna. Beberapa orang hanya dapat mendeteksi beberapa jenis warna tertentu, sedang dalam kondisi yang sangat payah, beberapa penderita hanya mampu melihat hitam dan putih saja, yang disebut monochronat. Untungnya, kondisi tersebut merupakan kasus yang sangat jarang terjadi, kira-kira peluang terjadinya pada satu orang per tiga juta orang.
Seorang yang memiliki defisiensi warna merah disebut Protan, sedang yang memiliki defisiensi warna hijau atau biru disebut berturut-turut sebagai Deutan dan Tristan. Sebagian besar cacat persepsi warna berkisar pada defisiensi warna merah atau hijau, namun kadang-kadang juga dapat terjadi pada seorang pasien cacat kedua-duanya.
"Buta warna" biasanya dapat didiagnosa melalui uji klinis. Penderita harus terbiasa dengan keadaan tersebut, karena hal itu akan diderita selama hidupnya. Berbagai hambatan bagi para "buta warna", karena mereka biasanya tidak dapat menjadi pilot kapal terbang, dokter, dan ahli fotografi, di mana penglihatan warna yang akurat merupakan faktor yang paling esensial.
Penderita "buta warna" tidak pernah dapat mengutarakan warna sesuatu yang sebenarnya, karena tidak pernah tercatat dalam benak mereka dalam hidupnya. Apa yang kita lihat merupakan persepsi terhadap apa yang telah diajarkan atau apa yang telah kita alami. Untuk mengetahui warna apa pasien buta warna melihat, pakar optician David Harris telah memasukkan ke dalam komputernya suatu foto hitam dan putih. Untuk mencoba mencocokkan warna aslinya, Harris telah berhasil menyeimbangkan lensa-lensa yang memiliki filter warna khusus, yang memungkinkan pasien melakukan interpretasi kembali warna sehingga meningkatkan kemampuannya melihat warna. Suatu saat penemuan Harris ini akan dapat "menyembuhkan" pasien buta warna.
Terapi warna
Terapi warna kini merupakan tren baru dalam masyarakat modern. Hal itu khususnya telah berkembang dengan cepat di berbagai pusat industri kosmetik di Amerika Serikat, Eropa, serta Jepang. Tujuan terapi warna biasanya dilakukan untuk menghalau kemurungan, dan mempertajam fokus.
Menurut The Sunday Times (Juli 2002), setiap bayangan pada warna pelangi mempunyai tingkat getaran yang berbeda, maka warna dapat menyeimbangkan atau merangsang tujuh pusat energi di tubuh manusia yang disebut cakra.
Secara umum, warna merah meningkatkan energi, warna kuning mengikis stres, dan warna hijau selalu berhubungan dengan kesehatan jantung. Menurut Eric Sage, pakar color therapy, seseorang yang sedang tidak sehat atau tidak dalam kondisi prima biasanya disebabkan karena tidak adanya keseimbangan antarpusat energi cakra dalam tubuhnya.
Perusahaan di Amerika Serikat yang memproduksi "bak mandi" yang digunakan untuk berendam badan ternyata akan memasukkan getaran-getaran yang berbeda-beda, yang bersumber pada air dan cahaya serta warna bak mandinya. Hal itu penting bagi industri Spa yang selalu menggunakan bak air untuk merendam tubuh, sebagai wahana utama untuk mencapai relaksasi penuh.
Berbagai jenis kosmetik telah berkembang pesat ke seluruh dunia, bahkan telah pula berkembang kosmetik-kosmetik etnis dan tradisional. Karena kosmetik erat kaitannya dengan warna, maka kosmetik merupakan wahana yang ampuh untuk menyebarkan informasi dan manfaat terapi warna. Terapi warna adalah informasi tentang penyembuhan gejala-gejala kehidupan yang kurang normal yang berada dalam tubuh melalui getaran warna.
Contohnya, bila seorang gadis atau ibu menggunakan warna eyes shadow biru, warna itu tidak hanya sekadar mempercantik wajah, tetapi juga mempengaruhi perasaan seorang gadis atau ibu tersebut. Terapi warna tidak selalu dapat menyembuhkan suatu gejala negatif, tetapi terapi warna mampu merubah suasana hati seseorang.
Dengan prinsip itu, Tony Gill dan Christine Bornster, ahli cakra dan warna, melakukan suatu tes sederhana di mana pasien diminta memejamkan mata mereka dan kemudian diminta untuk meraba tujuh helai kartu yang masing-masing berbeda warnanya. Salah satu helai kartu yang terasa paling hangat, itulah warna yang dapat menyalurkan energi yang paling berhubungan dengan jaringan organ tubuh yang perlu diaktifkan untuk penyembuhan stres. Bahkan, mereka telah berhasil memotret citra aura seorang pasien, dan mencetak hasilnya sehingga dapat terlihat warna-warna apa yang terbaik untuk kesembuhan dan penyembuhan energi seseorang.

FG Winarno Guru Besar Ilmu Pangan IPB

Buta Warna Menyimpan Kelebihan

Penyandang buta warna melihat apa yang tidak dilihat orang normal
Jenis buta warna yang paling umum dijumpai sering menyebabkan penyandangnya sulit membedakan warna-warna antara merah dan hijau atau gradasi keduanya. Namun dibalik kekurangan itu, ternyata orang-orang buta warna merah-hijau memiliki kelebihan: mereka bisa membedakan warna-warna khaki halus yang terlihat serupa bagi orang berpenglihatan normal. Sekitar enam persen pria, dan sedikit wanita memiliki deuteranomaly, atau biasa disebut buta warna merah-hijau. Ini disebabkan mutasi genetik yang mempengaruhi satu dari tiga pigmen dalam sel-sel berbentuk kerucut di retina, yang berfungsi merespon cahaya-cahaya dengan warna berbeda.
Mutasi ini berpengaruh pada pigmen yang merespon cahaya hijau sedemikian rupa sehingga berperilaku seperti pigmen untuk cahaya merah. Akibatnya kedua warna itu menghasilkan respon yang hampir serupa di mata orang buta warna. Itu sebabnya orang dengan deuteranomaly seringkali kesulitan melihat perbedaan antara warna-warna merah atau hijau yang kurang kuat.
Nah, dibalik kelemahan tersebut, para peneliti dari Universitas Cambridge dan Universitas Newcastle, inggris, menemukan kelebihan istimewa. Temuan itu terungkap ketika mereka menguji penyandang deuteranomaly menggunakan kartu-kartu dengan lingkaran-lingkaran warna khusus. Ternyata mereka yang buta warna bisa melihat perbedaan warna-warna khaki, walau bedanya tipis, yang bila dilihat orang normal akan terlihat sama.
ist.
Penyandang buta warna merah hijau tidak bisa melihat angka 7 dalam lingkaran ini.Pria lebih cenderung menyandang buta warna karena gen yang berfungsi menghasilkan pigmen hijau dibawa oleh kromosom X, dan sifatnya resesif (atau tidak dominan). Sedikit saja wanita yang mengalami buta warna karena wanita memiliki dua kromosom X, dibanding pria yang hanya memiliki satu kromosom X. Kaum hawa hanya akan menjadi buta warna bila kedua kromosom X itu membawa sifat. Bila hanya satu yang membawa, maka seorang wanita tidak akan menjadi buta warna mengingat sifat gen ini resesif.
Para peneliti menemukan keistimewaan ini ketika melakukan penelitian terhadap panjang gelombang cahaya yang bisa dilihat mereka yang buta warna. Ini dilakukan guna mencari tahu batas-batas warna yang mulai membingungkan mereka. Dalam pengujian ternyata ditemukan bahwa penyandang buta warna justru mengaku melihat perbedaan pada warna-warna yang terlihat sama di mata orang normal.
"Hampir tidak mungkin bagi orang normal melihat warna-warna khaki yang bisa dibedakan para penyandang buta warna," kata Gabriele Jordan, peneliti penglihatan dari Universitas Newcastle. "Ini membuat saya mengerti betapa sulitnya orang-orang buta warna melihat pola warna di kartu pengujian."
"Ini adalah penemuan menarik," ujar David Simmons, seorang peneliti persepsi visual di universitas Glasgow. "Akan sangat menyenangkan bila kita bisa mengetahui apa yang dilihat penyandang buta warna di lingkungannya, seperti halnya penyandang buta warna ingin mengetahui apa yang dilihat orang lain."
Menurut dugaan Simmons, karena deuteranomaly cukup banyak ditemukan dalam populasi manusia, maka gen yang bertanggungjawab terhadapnya mungkin mengembangkan suatu manfaat lain dalam proses evolusinya. Itu sebabnya, di balik apa yang dianggap kekurangan, ditemukan pula kelebihan yang mengimbanginya.

Sumber:
Nature.com
http://64.203.71.11/teknologi/news/0512/13/172037.htm.
Penulis:
Wsn

Penyakit Menular Langsung

Diare
Penyakit Diare masih merupakan penyebab utama kematian pada balita. Angka kesakitannya yang dilaporkan dari sarana kesehatan dan kader per 1.000 penduduk dimana terlihat adanya kecenderungan menurun sejak tahun 1993 yaitu dari 28,77 per 1.000 penduduk menurun menjadi 21,22 per 1.000 penduduk pada tahun 1996. Akan tetapi terjadi sebaliknya dengan angka kematiannya per 100 penderita (CFR), justru terlihat meningkat dari tahun 1993 yaitu dari 0,015 menjadi 0,022 pada tahun 1996.
Berdasarkan hasil pemantauan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit diare yang dilaporkan, dari 19 propinsi di Indonesia pada tahun 1995, telah terjadi KLB di 64 kabupaten, dengan jumlah penderita 8.011 orang, meninggal 360 orang (CFR nya 4,5%). Pada tahun 1996 ini KLB diare terjadi di 59 Kabupaten, dengan jumlah penderita 8.584 orang dengan jumlah kematian 208 orang ( CFR = 2,4 % ). Sedangkan angka kesakitan diare di daerah Transmigrasi di 18 Propinsi yang melaporkan pada tahun 1996 menunjukkan bahwa angka kesakitan diare per 1000 penduduk tertinggi ada di propinsi DI Aceh (69,54) , propinsi Sumatera Barat ( 48,87) menyusul propinsi Irja (40,73) dan terkecil adalah propinsi Sulawesi Tenggara ( 2,11).
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Subdit P2 Diare, episode diare Balita adalah sekitar 1,6 - 2,2 kali pertahun dan angka kesakitan untuk seluruh golongan umur adalah sekitar 230 - 330 per 1000 penduduk. Angka kesakitan diare akan cenderung menurun dengan adanya intervensi pencegahan yang efektif seperti : Upaya untuk meningkatkan pemberian Air Susu Ibu (ASI), kebiasaan cuci tangan, penyediaan dan penggunaan air bersih, penggunaan jamban yang benar, imunisasi campak. Angka kesakitan diare masih mengalami fluktuasi, mengingat banyaknya faktor- faktor yang mempengaruhi dan masih memerlukan waktu untuk peningkatannya seperti keadaan sanitasi lingkungan, sosial ekonomi sosial budaya serta faktor gizi, dari penjamunya sendiri.
Kusta
Prevalensi penyakit kusta dari tahun ke tahun cenderung menurun. Pada tahun 1990 prevalensinya sebesar 5,9 per 10.000 penduduk, menurun menjadi 0,64 per 10.000 penduduk pada tahun 1996.
Target yang dicanangkan adalah untuk melakukan pemberantasan secara intensif dengan menurunkan prevalensi <> 1 per 10.000 penduduk.
Framboesia
Upaya pemberantasan penyakit Framboesia ditujukan untuk mempercepat penurunan angka prevalensi pada fokus-fokus Framboesia, sehingga semua propinsi diharapkan harus bebas dari penyakit Framboesia pada tahun 2000. Pada tahun 1995/1996 yang lalu ditemukan 244 penderita di 6 propinsi, yang meliputi 74 kabupaten daerah penanggulangan, sedangkan pada tahun 1996/1997 ditemukan 337 penderita di 7 propinsi dan meliputi 55 kabupaten daerah penanggulangan. Angka prevalensi tertinggi terdapat di daerah Propinsi Irian Jaya yaitu sebesar 17 per 100.000 penduduk. Kenaikan jumlah kasus ini disebabkan oleh karena bersamaan dengan pelaksanaan PIN (Pekan Imunisasi Nasional) dapat menjangkau daerah sulit yang selama ini tidak terjangkau oleh petugas. Petugas PIN sekaligus dibekali obat Framboesia untuk menjangkau daerah sulit tersebut.
Angka prevalensi per 100.000 penduduk sejak awal Pelita III sampai dengan tahun ke tiga Pelita VI menunjukkan penurunan yang cukup bermakna.
Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)
Virus AIDS yang disebut HIV penyebarannya tidak mengenal batas daerah maupun wilayah. Perkembangan kasus AIDS dan infeksi HIV di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Sejak tahun 1987 perkembangan jumlah kasus baru AIDS maupun HIV+ berdasarkan tahun pelaporan terlihat cenderung meningkat pada setiap tahunnya.
Berdasarkan jenis kelamin pengidap AIDS/HIV+ yang dilaporkan secara kumulatip terlihat bahwa terbanyak diderita oleh Laki-laki sebesar 64,6 % dan Perempuan sebesar 31,9 %, sedangkan 3,5 % lainnya tidak diketahui jenis kelaminnya.
Apabila ditinjau distribusi menurut kelompok umur terlihat bahwa kelompok usia produktif menduduki proporsi terbesar, yaitu berturut-turut kelompok usia 20-29 tahun (45,74 %), kemudian kelompok umur 30 - 39 tahun ( 27,71%) dan kelompok umur 40 - 49 tahun ( 9,35 %) , sedangkan pada kelompok umur < 1 tahun dan 1 - 4 tahun masing-masing sebesar 0,33 %.
Sedangkan bila ditinjau dari faktor risiko kasus AIDS/HIV+ terlihat bahwa terbanyak adalah karena hubungan seksual baik berupa Heteroseksual (67,61 %) maupun Homo/biseksual (15,69%), sedangkan terkecil adalah melalui Tranfusi darah dan Hemofilia masing-masing sebesar 0,33%. Untuk 2 kasus AIDS dengan faktor risiko Transfusi darah diperkirakan adalah akibat menjalani transfusi darah diluar negeri.
Penyebaran penyakit AIDS dan infeksi HIV menurut laporan terakhir (s.d. Oktober 1997) telah menyebar ke 22 propinsi. Jumlah kasus penderita AIDS dan pengidap HIV+ terbesar terdapat di Propinsi DKI Jakarta (29,87%), menyusul Propinsi Irian Jaya (25,38%), Riau (9,52 %), Jawa Timur ( 7,0%) dan Bali (6,85%) sedangkan 21,38 % terdapat di propinsi lain. (Kelima propinsi tersebut merupakan daerah yang mempunyai "Contact Rate" cukup tinggi dengan kunjungan orang asing,).
Dari jumlah kasus AIDS/HIV+ yang ada di Indonesia, bila dilihat status kebangsaannya terlihat bahwa sebagian besar pengidap AIDS/HIV+ adalah mempunyai kebangsaan Indonesia (68,61%) dan sebanyak 28,55 % adalah kebangsaan Asing, sisanya tidak diketahui (2,84 % ).
Sementara itu jumlah kumulatif penderita AIDS yang telah meninggal dunia sebanyak 82 orang dari 152 kasus AIDS yang dilaporkan ( dengan perincian 37 orang di Propinsi DKI Jakarta, 17 orang di Irian Jaya, 8 orang di Jawa Barat, masing-masing 6 orang di Bali dan Jawa Timur , masing-masing 2 orang di Sulawesi Utara, Sumatera Utara dan Maluku danmasing-masing 1 di Sumatera Selatan dan Jawa Tengah.
Sifilis
Penyakit sifilis adalah salah satu Penyakit Menular Seksual (PMS) yang termasuk di dalam program Pemberantasan Penyakit Kelamin. Dari laporan kegiatan sero survei penyakit AIDS yang telah dilaksanakan di 26 propinsi pada tahun 1995/1996 memperlihatkan hasil bahwa dari spesimen sampel darah yang diperiksa STS (Skrining Test Sifilis), kelompok Penderita PMS Pria menunjukkan persentase yang paling tinggi yaitu sebesar 28,8% diantaranya positif menderita sifilis disusul kemudian kelompok Waria sebesar 22,6%.
Pada tahun 1996 angka kesakitan penyakit sifilis yang dilaporkan dari Puskesmas dan Rumah Sakit menunjukkan adanya penurunan jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu dari 4,71 per 100.000 penduduk pada tahun 1993 menjadi 2,1 per 100.000 penduduk. Propinsi dengan angka kesakitan tertinggi adalah Irian Jaya yaitu 15,3 per 100.000 penduduk, lebih rendah dari kondisi sebelumnya yaitu 45,3 per 100.000 penduduk.
Infeksi Gonokok
Infeksi gonokok merupakan salah satu jenis penyakit kelamin. Dari hasil Sistem Surveilens Terpadu (SST) tahun 1992 sampai dengan 1996 menunjukkan bahwa sebagian besar penderita gonorrhoea memeriksakan diri ke Puskesmas bila dibandingkan dengan yang datang ke Rumah Sakit.
Bila dilihat angka insidensnya sejak tahun 1992 sampai tahun 1996 tampak ada kecenderungan untuk menurun dimana pada tahun 1992 sebesar 23,45 per 100.000 penduduk kemudian menurun hingga menjadi 11,1 per 100.000 penduduk pada tahun 1996.
Tuberkulosa
Penyakit tuberkulosa masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Menurut Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1986 angka kesakitan tuberkulosa menempati urutan ke-8, sedangkan sebagai penyebab kematian menempati urutan ke-3 pada tahun 1986 dan menempati urutan ke-2 pada tahun 1992 setelah penyakit kardiovaskuler serta urutan ke-1 pada kelompok penyakit infeksi. Secara simulasi epidemiologi, maka prevalensi pada awal Pelita VI telah diestimasikan sebesar 24 per 10.000 penduduk. Selanjutnya keadaan ini memberikan gambaran bahwa penderita TB paru menular saat ini terdapat 450.000 orang dan setiap tahunnya penderita baru akan bertambah sebesar 8 per 10.000 penduduk yaitu 150.000 penderita.
Sementara itu angka kesakitan penderita TB Paru BTA+ umur >14 tahun di Indonesia per 10.000 penduduk (>14 tahun) dari tahun 1992 sampai dengan 1996 cenderung menurun yaitu 10 pada tahun 1992 menurun menjadi 3,43 pada tahun 1996 Selain informasi data puskesmas yang dibuat berdasarkan kunjungan, maka berikut ini dibuat analisa berdasarkan pengobatan oleh puskesmas dimana angka kesembuhan rata-rata pada tahun 1992/93; 1993/94 dan 1994/95 masing-masing 72,19% (data dari 23 propinsi), 79,93% (data dari 26 propinsi) dan 69,18% (data dari 19 propinsi). Secara program angka kesembuhan ini belum mencapai target yang ditetapkan yaitu angka kesembuhan yang baik adalah minimal adalah 85%.
Dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course), diharapkan dapat menghasilkan kepatuhan berobat, sehingga target angka kesembuhan dapat dicapai minimal 85 %.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Didasarkan pada tingginya angka kematian dan kesakitan ISPA pada kelompok umur balita, maka keberhasilan upaya program P2 ISPA dapat mempunyai daya ungkit dalam penurunan angka kematian bayi di Indonesia. Oleh karena itu pelaksanaan program P2 ISPA pada Repelita VI diprioritaskan pada kelompok usia balita dalam bentuk upaya penanggulangan penyakit Pnemonia (Program ISPA UP3B).
Jumlah kasus Pnemonia pada balita yang dilaporkan berobat di puskesmas dan rumah sakit di Indonesia selama tiga tahun terakhir (tahun 1994 - 1996) berdasarkan laporan SST (Sistem Surveilans Terpadu), dari jumlah kasus rawat inap yang dilaporkan menunjukkan bahwa kasus Pnemonia pada balita umur <1 tahun setiap tahunnya lebih besar dibanding kasus pada balita umur 1 - 4 tahun. Sedangkan pada kasus Pnemonia rawat jalan yang dilaporkan menunjukkan bahwa kasus Pnemonia pada balita <1 tahun setiap tahunnya lebih rendah dibanding dengan kasus pada balita umur 1 - 4 tahun.
Jumlah kasus Pnemonia pada balita yang dilaporkan selama kurun waktu 6 (enam) tahun dari tahun 1990 cenderung meningkat yaitu dari 15,99 per 10.000 balita pada tahun 1990 menjadi 138,368 per 10.000 balita tahun 1996. Hal ini kemungkinan karena pencatatan dan pelaporan dari penemuan kasus pneumonia menjadi semakin baik.
Kasus Pnemonia pada semua umur juga terlihat cenderung naik dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1993 yaitu dari 5 per 10.000 penduduk menjadi 24,4 per 10.000 penduduk, selanjutnya terlihat menurun menjadi 21,7 per 10.000 penduduk pada tahun 1996

sumber: http://bankdata.depkes.go.id/Profil/INDO97/CONTENS/DERAJAT/p2ml.htm.

Selasa, Oktober 28, 2008

DNA: BANK DATA KEHIDUPAN

Wrote by: Harun Yahya

Perkembangan sains memperjelas bahwa makhluk hidup memiliki struktur yang luar biasa kompleks dan suatu keteraturan yang terlalu sempurna untuk muncul melalui peristiwa kebetulan. Ini membuktikan fakta bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Pencipta yang Mahakuasa yang memiliki pengetahuan tanpa banding. Baru-baru ini, misalnya, dengan tersingkapnya struktur sempurna dalam gen manusia yang menjadi isu yang menonjol karena Projek Genom, penciptaan yang unik dari Tuhan telah terungkap sekali lagi untuk kita semua.
Dari AS hingga Cina, ilmuwan dari seluruh penjuru dunia telah memberikan upaya terbaik mereka untuk menguraikan 3 miliar huruf kimiawi di dalam DNA dan menentukan urutannya. Sebagai hasilnya, 85% dari data yang terkandung dalam DNA manusia dapat diurutkan dengan tepat. Walaupun ini merupakan perkembangan yang sangat menarik dan penting, sebagaimana dinyatakan Dr. Francis Collins, pimpinan Projek Genom Manusia, sebegitu jauh ini baru langkah pertama dalam upaya menguraikan informasi di dalam DNA.
Agar dapat memahami mengapa penguraian informasi ini berjalan begitu lama, kita harus memahami sifat dari informasi yang tersimpan di dalam DNA.
Dunia DNA yang Penuh Rahasia
Dalam pembuatan atau pengelolaan produk atau pabrik teknologi, sarana yang paling banyak digunakan adalah pengalaman dan akumulasi pengetahuan yang diperoleh manusia selama berabad-abad. Pengetahuan dan pengalaman penting yang dibutuhkan untuk membangun tubuh manusia, ‘pabrik’ paling maju dan canggih di muka bumi, tersimpan di dalam DNA. Poin penting untuk diperhatikan di sini adalah bahwa DNA telah senantiasa ada semenjak manusia pertama dengan semua kesempurnaan dan kompleksitasnya. Sebagaimana dapat dibaca pada baris-baris di bawah, Anda juga akan melihat dengan jelas betapa tidak masuk akalnya untuk mengklaim, sebagaimana para evolusionis, bahwa molekul seperti itu, dengan semua struktur dan sifatnya yang menakjubkan, berasal mula dari peristiwa kebetulan.DNA terlindung dengan baiknya di dalam nukleus (inti sel) yang berada di pusat sel. Jika diingat bahwa sel-sel manusia – terhitung lebih dari 100 miliar – memiliki diameter rata-rata 10 mikron (satu mikron adalah 10-6 m.), kecilnya wilayah yang dibicarakan akan dipahami lebih baik. Molekul yang menakjubkan ini merupakan bukti nyata dari kesempurnaan dan sifat luar biasa dari seni penciptaan oleh Allah. Begitu luar biasanya sehingga suatu cabang sains khusus dibuat untuk mendalami rahasia molekul ini., yang masih banyak tersembunyi. Nama cabang sains ini adalah “Genetika”. Dikenal sebagai sains abad ke-21, genetika masih dalam fase merangkak, sejauh berbicara tentang menyelesaikan misteri DNA, walaupun semua sarana teknologi telah digunakan.
Kehidupan di Dalam Nukleus
Jika kita membandingkan tubuh manusia dengan sebuah bangunan, perencanaan dan projek lengkapnya hingga ke detail terhalus ada di DNA, yang terletak di inti setiap sel. Semua tahap perkembangan manusia dalam rahim ibu dan setelah kelahiran berlangsung dalam kerangka program yang telah ditentukan sebelumnya. Penataan sempurna dalam perkembangan manusia ini dinyatakan sebagai berikut dalam Al Quran:“Apakah .. (QS. Al Qiyamah, 36-38)
Tepat pada fase di mana sel telur yang baru saja dibuahi di dalam rahim ibu, semua karakteristik yang akan kita miliki di kemudian hari telah ditentukan dalam takdir tertentu dan dikodekan di dalam DNA kita dalam suatu bentuk yang teratur. Semua ciri kita, seperti tinggi badan, warna kulit, golongan darah, bentuk wajah yang akan kita miliki ketika berumur tiga puluhan dikodekan di dalam inti sel awal kita tiga puluh tahun dan sembilan bulan sebelumnya, sejak saat pembuahan.
Bentuk informasi di dalam DNA tidak hanya menentukan oleh sifat-sifat fisik yang di atas; ia juga mengendalikan ribuan operasi dan sistem lainnya yang berjalan di dalam sel dan tubuh. Misalnya, bahkan tinggi rendah atau normalnya tekanan darah seseorang tergantung pada informasi yang tersimpan di dalam DNA.
Ensiklopedia yang Amat Besar di Dalam Sel Manusia
Informasi yang tersimpan di dalam DNA sedikit pun tidak boleh dianggap enteng. Walaupun sukar untuk dipercaya, dalam sebuah molekul DNA tunggal milik manusia, terdapat cukup informasi untuk mengisi tepat sejuta halaman ensiklopedia. Coba pikirkan; tepat 1000.000 halaman ensiklopedia…. inti dari setiap sel mengandung sebanyak itu informasi, yang digunakan untuk mengendalikan fungsi tubuh manusia. Sebagai analogi, kita dapat katakan bahwa bahkan Ensiklopedia Britannica yang banyaknya 23 jilid, salah satu ensiklopedia terbesar di dunia, memiliki 25.000 halaman. Jadi, di hadapan kita terbentang sebuah fakta yang menakjubkan. Di dalam sebuah molekul yang ditemukan di dalam inti sel, yang jauh lebih kecil dari sel berukuran mikroskopis tempatnya berada, terdapat gudang penyimpanan data yang 40 kali lebih besar daripada ensiklopedia terbesar di dunia yang menyimpang jutaan pokok informasi. Ini sama dengan 920 jilid ensiklopedia besar yang unik dan tidak ada bandingannya di dunia. Riset menemukan bahwa ensiklopedia besar ini diperkirakan mengandung 5 miliar potongan informasi yang berbeda. Jika satu potong informasi yang ada di dalam gen manusia akan dibaca setiap detik, tanpa henti, sepanjang waktu, akan dibutuhkan 100 tahun sebelum proses selesai. Jika kita bayangkan bahwa informasi di dalam DNA dijadikan bentuk buku, lalu buku-buku ini ditumpuk, maka tingginya akan mencapai 70 meter.
Mari kita ulangi kembali dua kata yang barusan disebutkan di atas; ‘menyimpan informasi’….
Kita harus berhenti di sini dan memikirkan dua kata yang kita ucapkan dengan begitu mudahnya. Mudah untuk mengatakan bahwa sebuah sel mengandung miliaran potongan informasi. Namun, ini sama sekali bukan detail yang dapat begitu saja di disingkirkan sebagai sebuah ucapan. Ini karena yang kita bicarakan di sini bukanlah sebuah komputer atau perpustakaan, tetapi hanya sebuah kubus yang 100 kali lebih kecil dari satu millimeter, yang hanya terbuat dari protein, lemak, dan molekul air. Merupakan keajaiban yang luar biasa mencengangkan bagi sepotong teramat kecil daging untuk mengandung dan menyimpan sekeping saja – apalagi jutaan – informasi.
Di era modern, manusia menggunakan komputer untuk menyimpan informasi. Teknologi komputer dewasa ini dianggap sebagai teknologi tercanggih yang membuka jalan menuju semua teknologi lainnya. Jumlah informasi yang 20 tahun silam mungkin disimpan dalam sebuah komputer seukuran kamar, hari ini dapat disimpan dalam “mikrocip” kecil, namun begitu teknologi mutakhir yang dihasilkan oleh kecerdasan manusia setelah berabad-abad akumulasi teknologi dan bertahun-tahun kerja keras masih jauh dari mencapai kapasitas penyimpanan informasi milik sebuah inti sel. Kami kira, perbandingan berikut akan memadai untuk memberi gambaran kecilnya DNA, yang memiliki kapasitas yang demikian hebat.
Informasi yang dibutuhkan untuk menspesifikasi desain dari semua spesies organisme yang pernah ada di planet ini, jumlah yang menurut G.G. Simpson adalah sekitar satu miliar, dapat disimpan dalam satu sendok the dan masih akan cukup tempat bagi semua informasi dalam seluruh buku yang pernah ditulis.
Bagaimana sebuah rantai yang kasat mata, terbuat dari atom-atom yang tersusun bersisian, dengan diameter seukuran sepersemiliar millimeter, memiliki memori dan kapasitas informasi sedemikian? Dan juga menambahkan hal berikut kepada pertanyaan: Kalau masing-masing dari 100 miliar sel di dalam tubuh Anda hapal sejuta halaman informasi, berapa halaman ensiklopedia yang Anda dapat ingat, sebagai seorang manusia yang cerdas dan berkesadaran, sepanjang hidup anda?
Kearifan Dalam Sel
Dalam hal ini, Anda harus mengakui bahwa sel mana pun pada lambung atau telinga anda jauh lebih terpelajar dari Anda, dan karena sel itu menggunakan informasi ini dengan cara yang paling benar dan sempurna, ia lebih arif dari Anda.
Lalu, apa yang menjadi sumber dari kearifan ini? Bagaimana mungkin setiap dari 100 miliar sel dalam tubuh anda dapat memiliki kearifan yang begitu luar biasa? Mereka semua, bagaimanapun, adalah tumpukan atom, dan tidak berkesadaran. Ambillah atom-atom dari semua unsur, gabungkan mereka dalam bentuk dan jumlah yang berbeda, hasilkan molekul-molekul yang berbeda, tetap, Anda tidak akan pernah bisa menghasilkan kearifan. Tidak masalah apakah molekul-molekul ini kecil atau besar, sederhana atau kompleks. Anda tidak akan pernah bisa menghasilkan sebuah pikiran yang secara sadar akan mengorganisir suatu proses dan menyelesaikannya.
Lalu bagaimana mungkin DNA, yang terbangun dari susunan sejumlah tertentu atom-atom yang tak berkesadaran dalam rangkaian tertentu, dan enzim-enzim, yang bekerja secara harmonis, mampu menyelesaikan banyak pekerjaan dan mengorganisir operasi yang rumit dan bermacam-macam di dalam sel secara sempurna dan lengkap? Jawabannya sangat sederhana; kearifan tidak berada di dalam molekul-molekul ini atau di dalam sel yang memuatnya, tetapi pada Diri yang telah mencipta molekul-molekul ini, dengan memrogram mereka untuk berfungsi sedemikian.
Pendeknya, kearifan hadir tidak pada karya itu sendiri, tetapi pada pencipta karya tersebut. Bahkan komputer yang paling maju merupakan hasil dari suatu kearifan dan kecerdasan yang telah menuliskan dan memasang program-program untuk mengoperasikannya, dan kemudian menggunakannya. Begitu pula, sel, DNA dan RNA di dalamnya, dan manusia yang terbuat dari sel-sel ini tidak lain dari karya Dia yang menciptakan mereka dan apa yang mereka lakukan. Betapa pun sempurna, lengkap dan memesona karya tersebut, kebijaksanaan selalu ada pada sang pemilik karya.
Suatu hari, jika Anda menemukan sebuah disket di atas meja di laboratorium komputer, dan setelah memeriksanya, mendapatinya mengandung miliaran informasi tentang anda, pertanyaan pertama yang akan melintas di pikiran Anda tentunya siapa yang telah menuliskan potongan-potongan informasi ini dan mengapa.
Jadi, mengapa kita tidak ajukan pertanyaan yang sama tentang sel? Jika informasi di dalam disket ditulis oleh seseorang, lalu dengannya DNA, yang memiliki teknologi yang jauh lebih unggul dan maju, dirancang dengan cara yang amat sempurna, diciptakan, dan ditempatkan di dalam sel yang sangat kecil itu, yang juga merupakan keajaiban lain. Di samping dia tidak kehilangan sifatnya yang mana pun selama ribuan tahun sampai hari ini. (Ingatlah bahwa otak manusia yang membuat disket dan menyimpan data di dalamnya, juga terbuat dari sel-sel ini.) Apa lagi yang lebih penting bagi Anda daripada pertanyaan: oleh siapa dan mengapa sel-sel ini – yang berfungsi tanpa henti bagi Anda untuk membaca baris-baris tulisan ini, melihat, bernapas, berpikir, singkatnya, untuk ada dan bertahan hidup – diciptakan?
Tidakkah jawaban atas pertanyaan ini yang mestinya, dalam kehidupan, paling banyak anda pikirkan?
Beberapa Contoh Lagi
Ini adalah metoda yang dikenal luas: Mereka yang melakukan perjalanan, lalu terdampar di suatu tempat yang terisolir karena pesawatnya jatuh, menggambar sebuah ‘X’ besar untuk menunjukkan lokasi mereka kepada tim penolong yang mencari mereka dari udara. Dengan menggunakan barang-barang mereka, atau benda-benda yang mereka kumpulkan, mereka membuat tanda besar berbentuk silang. Dengan cara ini, tim penolong yang berusaha mencari dari udara, melihat tanda ini, yang merupakan “produk kebijaksanaan” dan mengerti bahwa di sana ada makhluk hidup yang berkesadaran, yakni, ada manusia di tempat itu.
Saat berkendara di jalan raya luar kota, anda kadangkala melihat tulisan yang terbuat dari batu-batu putih di lereng bukit, semisal: “Teguh Beriman”. Bagaimana tulisan ini terbentuk di bukit itu sangat jelas. Umumnya, ada unit pemerintah daerah di sekitar situ dan mereka membuat tulisan itu dengan batu-batu putih di bukit.
Nah, mungkinkah ada orang yang datang dan mengatakan bahwa tulisan-tulisan itu tidak dibuat oleh pikiran sadar, dalam hal ini para tentara, dan alih-alih terbentuk secara kebetulan? Mungkinkah ada orang yang mengatakan bahwa “Batu-batu itu tersusun bersisian secara kebetulan saat bergulingan dari bukit dan menyusun kalimat ‘Teguh Beriman’.”?
Atau jika seorang ‘ilmuwan’ datang dan berkata “Terdapat miliaran batu di dunia ini dan mereka bergulingan selama jutaan tahun, jadi mungkin saja sebagian dari batu-batu tersebut bergabung bersama secara kebetulan membuat kalimat yang bermakna”, tidakkah ia akan ditertawakan bahkan oleh anak-anak sekalipun? Sebagai tambahan, jika dia menggunakan gaya ilmiah, membuat sejumlah penjelasan ilmiah dan mengemukakan beberapa perhitungan probabilitas, masihkah setiap orang akan meragukan kewarasannya lebih jauh?
Ide utama yang ingin diberikan dengan contoh ini adalah: jika terdapat tanda sedikit saja dari sesuatu yang direncanakan di suatu tempat, sudah tentu ada jejak dari pemilik kebijaksanaan di sana. Tidak ada produk dari kebijaksanaan terbentuk secara kebetulan. Jika Anda menggulingkan batu-batu putih ke bawah gunung miliaran kali, Anda tidak akan pernah menghasilkan sekadar huruf ‘T’ yang memadai, jangankan sebuah frasa seperti “Teguh Beriman”. Jika terdapat sebuah huruf di mana pun, setiap orang setuju bahwa huruf itu ditulis oleh seseorang. Tidak ada huruf tanpa penulis.
Tubuh manusia miliaran kali lebih kompleks dari frasa “Teguh Beriman”, dan nyata-nyata mustahil bagi struktur kompleks ini untuk terbentuk dengan sendirinya, atau oleh “kebetulan” semata, Karenanya, terdapat Pencipta yang telah merencanakan dan merancang baik manusia dan selnya dan DNA-nya secara brilian dan sempurna. Mengklaim sebaliknya adalah tindakan yang sangat tidak bijaksana, dan lebih jauh lagi, merupakan ketidaktulusan dan kesombongan yang terbesar. Hal ini merupakan penghinaan terhadap pemilik kebijaksanaan dan kekuasaan itu.Namun bagaimanapun, banyak orang, yang siap sedia mengatakan bahwa mustahil batu-batu tersusun sendiri dan membentuk walau hanya tiga kata dasar, akan mendengarkan tanpa protes kebohongan bahwa “peristiwa kebetulan” telah membuat miliaran atom bergabung satu demi satu dalam urutan yang terencana dan membentuk molekul seperti DNA, yang melaksanakan tugas yang begitu super-kompleks. Ini bagaikan seorang yang dihipnotis hingga tunduk dan menerima begitu saja perkataan penghipnotisnya bahwa ia adalah sebuah pintu, pohon, atau seekor cicak….
Bahasa Ensiklopedia DNA
Kehidupan masyarakat didasarkan atas alur informasi, dan komunikasi. Alat yang paling penting dalam alur informasi antarindividu dan generasi adalah bahasa. Bahasa diwakili oleh kode-kode tertentu, yakni huruf-huruf. Bahasa Inggris adalah bahasa yang tersusun dari 26 huruf atau dapat kita katakan, 26 kode. Kode-kode ini membentuk kata-kata dan kata-kata kemudian membentuk kalimat-kalimat. Alur dan penyimpanan informasi diwujudkan dengan kode-kode ini.
Bahasa di dalam sel serupa dengan ini. Semua sifat fisik manusia disimpan di dalam inti sel dengan dikodekan oleh bahasa ini, dan dapat digunakan oleh sel kembali dengan bahasa ini. Bahasa ini dimiliki molekul utama, yang disebut DNA. Bahasa DNA tersusun dari 4 huruf; A, T, G, dan C. Setiap huruf mewakili satu dari empat basa khusus yang disebut ‘nukleotida’. Jutaan basa ini berbaris dalam sebuah rangkaian yang bermakna dan membentuk molekul DNA.
Begitulah informasi di dalam bank data pada molekul disimpan. Sementara kita menguraikan sistem pengkodean dalam gudang data ini, kita akan terus menggunakan analogi huruf ini untuk molekul asam nukleat yang membentuk DNA. Huruf-huruf ini bersesuaian dua-dua membentuk sebuah pasangan basa. Pasangan basa ini bertumpuk di atas pasangan lainnya membentuk gen. Masing-masing gen, yang terdiri dari satu bagian molekul DNA, menentukan sifat tertentu dari tubuh manusia. Tak terhitung banyaknya ciri seperti tinggi badan, warna mata, materi dan bentuk hidung, mata, dan tengkorak dibentuk oleh perintah gen yang terkait. Kita dapat membandingkan setiap gen ini dengan halaman sebuah buku. Pada halaman itu terdapat naskah yang tersusun dari huruf A – T – G – C.
Terdapat kurang lebih 200.000 gen di dalam DNA sel manusia. Setiap gen tersusun dari rangkaian nukleotida khusus, jumlah yang berkisar antara 1000 dan 186.000 sesuai tipe protein yang berhubungan. Gen-gen ini menyimpan kode dari hampir 200.000 protein yang berfungsi di dalam tubuh manusia dan mengendalikan produksi protein-protein ini.
Informasi yang tersimpan di dalam 200.000 gen ini baru merupakan 3% dari keseluruhan informasi di dalam DNA. Sisanya yang 97% masih tetap menyimpan misterinya hingga kini. Kajian terakhir menunjukkan bahwa 97% bagian tak dikenal ini termasuk informasi vital tentang kelangsungan hidup sel dan mekanisme yang mengendalikan aktivitas teramat kompleks di dalam tubuh. Namun perjalanan masih teramat panjang.
Gen-gen berada di dalam kromosom. Ada 46 kromosom di dalam inti setiap sel manusia (kecuali pada sel-sel reproduksi). Jika kita bandingkan setiap kromosom dengan sebuah jilid buku yang terdiri dari hlaman-halaman gen, kita dapat katakan bahwa di dalam sel terdapat “ensiklopedia sel” sebanyak 46 jilid, yang meliputi seluruh karakteristik manusia. Dengan mengingat contoh ensiklopedia barusan, ensiklopedia sel ini sebanding dengan pengetahuan yang terkandung dalam 920 jilid ‘Ensiklopedia Britannica’.
Urutan huruf-huruf di dalam DNA setiap manusia berbeda. Inilah alasan mendasar mengapa miliaran orang yang pernah hidup di muka bumi tampak berbeda satu sama lain. Struktur dan fungsi dasar organ-organ sama pada setiap orang. Namun, setiap orang diciptakan begitu mendetail dan khusus dengan perbedaan yang demikian halus sehingga walau semua orang diciptakan dari pembelahan sebuah sel tunggal dan memiliki struktur dasar yang sama, miliaran manusia yang berbeda telah muncul.
Semua organ di dalam tubuh dibangun dengan sebuah perencanaan yang digariskan oleh gen kita. Sebagai contoh, menurut peta gen yang dirampungkan oleh para ilmuwan, di dalam tubuh manusia, kulit dikendalikan oleh 2.559 gen, otak oleh 29.930 gen, mata oleh 1.794 gen, kelenjar ludah oleh 186 gen, jantung oleh 6.216 gen, dada oleh 4.001 gen, paru-paru oleh 11.581 gen, hati oleh 2.309 gen, usus oleh 3.838 gen, otot kerangka oleh 1.911 gen, dan sel-sel darah oleh 22.902 gen.
Urutan huruf di dalam DNA menentukan struktur seorang manusia hingga bagian terkecil. Selain ciri seperti tinggi badan, mata, rambut, dan warna kulit, sebuah sel tunggal DNA juga mengandung rancangan dari 206 tulang, 600 otot, jaringan 10.000 otot pendengaran, jaringan 2 juta saraf penglihatan, 100 miliar sel saraf, dan 100 triliun sel di dalam tubuh.
Sekarang mari kita berpikir dengan informasi di atas: Karena tak sebuah huruf pun dapat terbentuk tanpa ada penulisnya, bagaimana miliaran huruf di dalam sel manusia berasal mula? Bagaimana huruf-huruf ini berbaris dalam rangkaian yang bermakna sehingga membentuk perencanaan unik seperti tubuh yang sempurna dan kompleks? Jika terjadi kerusakan pada urutan huruf-huruf ini Anda mungkin akan mempunyai telinga di perut atau mata di tumit. Anda mungkin akan lahir dengan tangan menempel di punggung, dan hidup sebagai makhluk aneh. Rahasia kehidupan Anda sekarang ini sebagai manusia sepantasnya terletak pada rangkaian ‘sempurna’ dari miliaran huruf pada ensiklopedia 46 jilid di dalam DNA Anda.
DNA Menentang Peristiwa Kebetulan
Saat ini matematika telah membuktikan bahwa peristiwa kebetulan tidak dapat berperan pada pembentukan informasi yang dikodekan di dalam DNA, jangankan pada molekul DNA yang terbuat dari jutaan pasangan basa. Probabilitas pembentukan secara kebetulan satu gen saja dari 200.000 gen yang menyusun DNA adalah begitu rendahnya, sehingga disebut mustahil pun masih terlalu lemah. Frank Salisbury, seorang ahli biologi evolusionis, mengemukakan pernyataan berikut tentang “kemustahilan” ini:
Sebuah protein berukuran sedang dapat terdiri dari sekitar 300 asam amino. Gen DNA yang mengatur protein ini bisa memiliki 1000 nukleotida pada rantainya. Karena ada empat jenis nukleotida dalam sebuah rantai DNA, satu rantai dengan 1000 nukleotida dapat tersusun dalam 41000 bentuk. Dengan menggunakan sedikit ilmu aljabar (logaritma), kita dapat melihat bahwa 41000 = 10600. Sepuluh dikali sepuluh sebanyak 600 kali menghasilkan angka 1 yang diikuti 600 angka nol! Suatu angka di luar kemampuan pemahaman kita.
Dengan kata lain, bahkan jika kita asumsikan bahwa semua nukleotida yang dibutuhkan ada pada sebuah medium, dan bahwa semua molekul kompleks dan enzim untuk menggabungkan mereka tersedia, kemungkinan bagi nukleotida ini tersusun dalam urutan yang diinginkan adalah 1 banding 41000, atau 1 banding 10600. Singkatnya, probabilitas dari pembentukan secara kebetulan dari kode sebuah protein rata-rata dalam tubuh manusia pada DNA dengan sendirinya adalah 1 banding 1 diikuti oleh 600 angka nol. Ini bahkan berada di luar bilangan astronomis, yang pada praktiknya berarti probabilitas ‘nol’. Artinya, urutan sedemikian pastilah berada di bawah kendali dan pengetahuan dari kekuatan yang sadar dan bijaksana. Probabilitas hal ini terjadi melalui “kecelakaan”, “untung-untungan”, atau “peristiwa kebetulan” adalah nol.
Coba pikirkan buku yang sekarang tengah Anda baca. Bagaimana pendapat Anda tentang seseorang yang mengklaim bahwa huruf-huruf (dengan menggunakan stempel cetak untuk setiap hurufnya) berkumpul secara kebetulan dengan sendirinya untuk membentuk tulisan ini? Nyata sekali bahwa ia ditulis oleh seorang yang memiliki kecerdasan dan kesadaran. Ini tidak berbeda dengan DNA.
Francis Crick, ahli biokimia yang menemukan struktur DNA, meraih hadiah Nobel berkat risetnya dalam subjek ini. Crick, seorang evolusionis yang bersemangat, menyatakan pendapat ilmiah berikut dalam buku yang ditulisnya setelah mengakui struktur DNA yang menakjubkan: “Seorang jujur yang dibekali ilmu pengetahuan masa kini, hanya dapat menyatakan bahwa asal usul kehidupan hampir seperti suatu keajaiban.” 3 Bahkan dalam pandangan Crick, salah seorang pakar terbesar mengenai DNA, kehidupan tidak dapat bermula di dunia secara spontan.Data di dalam DNA, yang terbentuk dari 5 juta huruf, tersusun dari rangkaian huruf A-T-G-C yang khusus dan bermakna. Namun, tidak boleh terjadi satu pun kesalahan huruf pada rangkaian ini. Kata yang salah eja atau kesalahan huruf dalam ensiklopedia mungkin saja diabaikan dan dikesampingkan. Ia bahkan tidak akan teperhatikan. Namun, satu saja kesalahan dalam pasangan basa DNA, seperti kesalahan kode huruf pada pasangan basa ke-1.719.348.632, akan berakibat amat buruk pada sel, dan karenanya pada individunya sendiri. Misalnya, hemofilia (leukemia anak) adalah akibat dari pengkodean yang keliru seperti itu.
Sebenarnya, tidak tepat jika hal ini disebut “pengkodean yang keliru”, karena seperti segala sesuatu yang ada, DNA manusia, juga diciptakan oleh Allah dan bahkan kesalahan yang jarang terjadi dikarenakan suatu sebab tersembunyi (tujuan ilahiah). Kesalahan pengkodean yang menyebabkan kanker adalah suatu penyakit yang diciptakan secara khusus. Ia diciptakan secara khusus untuk suatu sebab tersembunyi yang tertentu untuk menunjukkan kepada manusia kelemahan dan ketidakmampuannya sendiri, mengingatkannya akan berbagai keseimbangan yang halus di mana penciptaan manusia tergantung, dan kesulitan apa yang mungkin dihadapinya jika terjadi gangguan paling ringan pun terhadap keseimbangan ini.
Replikasi Diri pada DNA
Sebagaimana diketahui, sel berkembang biak dengan membelah diri. Sementara tubuh manusia asalnya terdiri dari sebuah sel tunggal, sel ini membelah dan bereproduksi dengan kelipatan 2-4-8-16-32….
Apa yang terjadi pada DNA pada akhir proses pembelahan? Hanya ada satu rantai DNA di dalam sel. Namun, nyata bahwa sel yang baru terbentuk juga membutuhkan DNA. Untuk mengisi kekosongan ini, DNA merampungkan sebuah rentetan operasi yang menarik, yang setiap tahapnya merupakan keajaiban yang berbeda. Akhirnya, segera sebelum sel membelah, DNA membuat kopi dirinya dan memindahkannya ke sel yang baru.
Pengamatan terhadap pembelahan sel menunjukkan bahwa sel harus mencapai ukuran tertentu sebelum membelah diri. Pada saat ia melewati ukuran tertentu ini, proses pembelahan otomatis dimulai. Sementara bentuk sel mulai semakin mulus sehingga memungkinkan proses pembelahan, DNA mulai mereplikasi diri seperti disebutkan sebelumnya.
Ini berarti sel ‘memutuskan’ untuk membelah sebagai keseluruhan dan bagian-bagian sel yang berbeda mulai bertindak sesuai dengan keputusan pembelahan ini. Sudah jelas sel tidak mempunyai kesadaran untuk melakukan tindakan kolektif sedemikian. Proses pembelahan dimulai dengan suatu perintah rahasia dan keseluruhan sel, terutama DNA bertindak dengan perintah ini.
Pertama, DNA membelah menjadi dua untuk mereplikasi dirinya sendiri. Peristiwa ini terjadi dengan cara yang sangat menarik. Molekul DNA yang menyerupai tangga spiral membagi menjadi dua seperti ritsleting dari tengah anak tangga. Seterusnya, DNA membelah menjadi dua bagian. Belahan yang hilang (replica) dari masing-masing bagian disempurnakan dengan bahan-bahan yang terdapat di sekitarnya. Dengan cara ini, dua molekul DNA baru diproduksi. Dalam setiap tahap operasi, protein ahli yang disebut “enzim” yang berfungsi seperti robot canggih mengambil peran. Walau ini sekilas tampak sederhana, proses-proses antara yang berlangsung selama operasi ini begitu banyak dan begitu rumit sehingga untuk menggambarkan keseluruhan peristiwa ini secara detail akan membutuhkan banyak halaman.
Molekul DNA baru yang muncul selama replikasi diperiksa berulang kali oleh enzim pemeriksa. Jika terjadi kesalahan – yang dapat menjadi sangat vital, ia akan segera diidentifikasi dan diperbaiki. Kode yang keliru dibuang dan digantikan dengan yang benar. Semua proses ini berlangsung dalam kecepatan yang sangat memesonakan sehingga saat 3000 pasangan basa diproduksi dalam satu menit, secara bersamaan semua pasangan diperiksa berulang kali oleh enzim-enzim yang bertanggung jawab dan perbaikan yang dibutuhkan dilakukan.Dalam molekul DNA yang baru diproduksi, lebih banyak kesalahan yang dapat dilakukan lebih dari normal sebagai akibat faktor luar. Dalam hal ini, ribosom di dalam sel mulai memproduksi enzim-enzim pereparasi DNA sesuai perintah yang diberikan oleh DNA. Dengan demikian, saat DNA melindungi dirinya sendiri, ia juga menjamin kelangsungan generasi.
Sel-sel dilahirkan, mereka bereproduksi dan mati seperti halnya manusia. Namun masa hidup sel jauh lebih pendek daripada kehidupan manusia. Misalnya, kebanyakan sel yang digunakan untuk membentuk tubuh Anda enam bulan yang lalu tidak ada lagi saat ini. Namun, Anda tetap hidup karena mereka telah membelah pada waktunya untuk memberikan tempatnya bagi yang baru. Karena ini, operasi yang sangat kompleks seperti penggandaan sel dan replikasi DNA merupakan proses vital yang tidak dapat menoleransi bahkan sebuah kesalahan kecil sehubungan dengan kehidupan manusia. Namun, proses penggandaan berjalan begitu mulusnya sehingga tingkat kesalahan hanyalah satu dalam tiga miliar pasangan basa. Dan satu kesalahan ini dihapuskan oleh mekanisme kontrol yang lebih tinggi di dalam tubuh tanpa menyebabkan masalah apa pun.
Sepanjang hari, tanpa Anda sadari, begitu banyak operasi dan kontrol dilakukan, banyak pengukuran dilakukan di dalam tubuh Anda dengan cara yang luar biasa kritis dan bertanggung jawab agar Anda dapat menjalani hidup tanpa masalah apa-apa. Allah telah menganugerahkan untuk Anda tak terhitung jumlahnya atom dan molekul, dari yang terbesar hingga yang terkecil, dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks, sehingga Anda dapat hidup dengan baik dan sehat. Tidakkah karunia dan rahmat ini sendiri cukup bagi Anda untuk bersyukur? Atau haruskah seseorang menunggu terjadi masalah dalam sistemnya yang sempurna baru ia akan menyadarinya?
Poin paling penting adalah bahwa enzim-enzim yang membantu produksi DNA dan mengontrol komposisinya ini sebenarnya adalah protein yang diproduksi sesuai dengan informasi yang dikodekan di dalam DNA dan di bawah perintah dan kontrol DNA itu sendiri. Sebagaimana DNA harus ada agar enzim tersebut ada, begitu pula halnya enzim tersebut harus ada agar DNA ada, dan di lain pihak, agar keduanya ada sel harus ada secara lengkap, sampai ke membran dan semua organel kompleks yang dikandungnya.
Teori evolusi yang menyatakan bahwa makhluk hidup berevolusi ‘tahap demi tahap’ sebagai akibat dari ‘peristiwa-peristiwa kebetulan yang menguntungkan’ secara eksplisit disangkal oleh paradoks DNA-enzim yang disebutkan di atas. Ini karena baik DNA maupun enzim harus ada pada saat yang bersamaan. Dan ini menunjukkan keberadaan Pencipta yang sadar, yaitu Allah.
Evolusionis Tak Dapat Menjelaskan Bagaimana Informasi di dalam DNA Berasal Mula dan Bagaimana Ia Berbeda dalam Setiap Spesies.Sementara para evolusionis tidak dapat sama sekali menjelaskan bagaimana DNA berasal mula, masih ada poin lain di mana mereka menghadapi jalan buntu. Bagaimana ikan, reptil, burung, manusia dan sebagainya dapat memiliki DNA yang berbeda dan jenis informasi yang berbeda?
Para evolusionis menjawab pertanyaan itu dengan mengatakan bahwa kandungan informasi dalam DNA berkembang dan mengalami diversifikasi perlahan-lahan melalui peristiwa-peristiwa kebetulan. Peristiwa kebetulan yang mereka rujuk adalah “mutasi”. Mutasi adalah perubahan yang berlangsung di dalam DNA sebagai akibat dari radiasi atau reaksi kimia. Kadangkala radiasi radioaktif terjadi pada rantai DNA dan merusak atau memindahkan beberapa pasangan basa di dalamnya. Menurut para evolusionis, makhluk hidup telah mencapai bentuk mereka yang sempurna sekarang sebagai hasil diversifikasi dari sebuah DNA tunggal karena mutasi-mutasi ini (yakni, kecelakaan).
Untuk menunjukkan bahwa klaim ini tidak masuk akal, mari kita bandingkan sekali lagi DNA dengan sebuah buku. Telah disebutkan sebelumnya bahwa DNA dibuat dari huruf-huruf yang berbaris menyamping seperti dalam sebuah buku. Mutasi adalah seperti kesalahan huruf yang terjadi selama penyusunan buku ini. Jika Anda mau, kita dapat melakukan percobaan mengenai subjek ini. Mari kita mencari sebuah buku tebal tentang sejarah dunia untuk disusun (di-type-setting). Selama penyusunan, mari kita campur tangan beberapa kali dan menyuruh tukang set untuk menekan satu tombol dengan mata tertutup dan secara acak. Kemudian mari kita berikan teks berisi huruf-huruf ini kepada orang lain dan menyuruhnya melakukan hal serupa sekali lagi. Dengan menggunakan metode ini, mari kita minta buku ini disusun dari awal hingga akhir beberapa kali, dengan demikian beberapa kesalahan huruf telah ditambahkan kepada buku ini secara acak beberapa kali….
Mungkinkah buku sejarah ini dikembangkan dengan metode demikian? Misalnya, akankah muncul sebuah bab tambahan berjudul “Sejarah Cina Kuno”, yang sebelumnya tidak ada?
Sudah pasti, kesalahan huruf yang telah kita tambahkan tidak akan membangun buku itu, malahan menghancurkan dan merusak artinya. Semakin banyak kita tambahkan proses penyusunan yang salah, akan semakin berantakan buku kita jadinya.
Namun, klaim teori evolusi adalah bahwa “kesalahan huruf membantu menyusun sebuah buku”. Menurut evolusi, mutasi (kesalahan) yang terjadi pada DNA telah membawa akibat yang menguntungkan dengan mengakumulasi dan melengkapi makhluk hidup dengan organ-organ yang sempurna seperti mata, telinga, sayap, tangan, dan sifat yang berhubungan dengan kesadaran seperti berpikir, belajar dan berakal budi.Tak dipertanyakan lagi, klaim ini bahkan lebih tak masuk akal daripada contoh penambahan bab “Sejarah Cina Kuno” pada buku sejarah dunia sebagai hasil dari akumulasi kesalahan huruf yang disebutkan di atas. (Lebih jauh lagi tidak ada mekanisme di alam yang menyebabkan mutasi secara teratur seperti contoh tukang set yang membuat kesalahan secara teratur. Mutasi di alam berlangsung jauh lebih jarang daripada kesalahan huruf yang terjadi selama penyusunan sebuah buku.)
Setiap “penjelasan” yang dikemukakan oleh teori evolusi tentang asal usul kehidupan tidak masuk akal dan tidak ilmiah. Salah seorang pakar terkemuka yang membahas persoalan ini adalah ahli zoologi Prancis, Pierre Grassé, mantan ketua Akademi Sains Prancis. Meskipun ia seorang evolusionis, Grassé menyatakan terang-terangan bahwa teori Darwinis tidak dapat menjelaskan kehidupan. Dia juga mengemukakan pendapatnya tentang logika konsep “kebetulan” yang merupakan pilar utama Darwinisme:
Kemunculan mutasi-mutasi secara tepat, yang memungkinkan hewan dan tumbuh memenuhi kebutuhan, merupakan hal yang sukar dipercaya. Namun, teori Darwin menyatakan lebih dari itu: sebatang pohon atau seekor hewan memerlukan beribu-ribu peristiwa kebetulan pada saat yang tepat. Jadi, keajaiban akan berperan di sini: peristiwa-peristiwa dengan peluang mendekati nol tidak boleh gagal untuk terjadi…. Tak ada larangan untuk berkhayal, tetapi sains tidak boleh terjerumus ke dalamnya.
Memang, teori evolusi, yang mengklaim bahwa materi tak hidup berhimpun dengan sendirinya dan membentuk makhluk hidup dengan sistem yang begitu gemilang seperti DNA, adalah skenario yang sepenuhnya bertentangan dengan sains dan akal sehat. Semua ini membawa kita kepada kesimpulan yang nyata. Karena hidup memiliki perencanaan (DNA) dan semua makhluk hidup dibentuk menurut perencanaan ini, jelaslah bahwa ada Pencipta ulung yang membuat perencanaan ini. Ini dengan mudah berarti bahwa semua makhluk hidup diciptakan oleh Allah, Yang Mahakuasa, Mahabijaksana. Allah menyatakan fakta ini di dalam Al Quran seperti berikut:(QS. Al Hasyr, 59: 24)
Saat ini, apa yang telah dicapai manusia melalui teknologi dapat digambarkan paling jauh sebagai ‘sebuah pendekatan menuju pengertian atas sebuah fragmen kecil dari pengetahuan Allah, sebagaimana ditunjukkan pada DNA manusia’.
Di lain pihak, teori evolusi yang mencoba untuk menjelaskan asal usul kehidupan sebagai rangkaian peristiwa kebetulan, kehilangan semua keabsahannya di hadapan pertanyaan: “Lalu bagaimana DNA berasal mula?”
Perkembangan sains memperjelas bahwa makhluk hidup memiliki struktur yang luar biasa kompleks dan suatu keteraturan yang terlalu sempurna untuk muncul melalui peristiwa kebetulan. Ini membuktikan fakta bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Pencipta yang Mahakuasa yang memiliki pengetahuan tanpa banding. Baru-baru ini, misalnya, dengan tersingkapnya struktur sempurna dalam gen manusia yang menjadi isu yang menonjol karena Projek Genom, penciptaan yang unik dari Tuhan telah terungkap sekali lagi untuk kita semua.
Dari AS hingga Cina, ilmuwan dari seluruh penjuru dunia telah memberikan upaya terbaik mereka untuk menguraikan 3 miliar huruf kimiawi di dalam DNA dan menentukan urutannya. Sebagai hasilnya, 85% dari data yang terkandung dalam DNA manusia dapat diurutkan dengan tepat. Walaupun ini merupakan perkembangan yang sangat menarik dan penting, sebagaimana dinyatakan Dr. Francis Collins, pimpinan Projek Genom Manusia, sebegitu jauh ini baru langkah pertama dalam upaya menguraikan informasi di dalam DNA.
Agar dapat memahami mengapa penguraian informasi ini berjalan begitu lama, kita harus memahami sifat dari informasi yang tersimpan di dalam DNA.
Dunia DNA yang Penuh RahasiaDalam pembuatan atau pengelolaan produk atau pabrik teknologi, sarana yang paling banyak digunakan adalah pengalaman dan akumulasi pengetahuan yang diperoleh manusia selama berabad-abad. Pengetahuan dan pengalaman penting yang dibutuhkan untuk membangun tubuh manusia, ‘pabrik’ paling maju dan canggih di muka bumi, tersimpan di dalam DNA. Poin penting untuk diperhatikan di sini adalah bahwa DNA telah senantiasa ada semenjak manusia pertama dengan semua kesempurnaan dan kompleksitasnya. Sebagaimana dapat dibaca pada baris-baris di bawah, Anda juga akan melihat dengan jelas betapa tidak masuk akalnya untuk mengklaim, sebagaimana para evolusionis, bahwa molekul seperti itu, dengan semua struktur dan sifatnya yang menakjubkan, berasal mula dari peristiwa kebetulan.DNA terlindung dengan baiknya di dalam nukleus (inti sel) yang berada di pusat sel. Jika diingat bahwa sel-sel manusia – terhitung lebih dari 100 miliar – memiliki diameter rata-rata 10 mikron (satu mikron adalah 10-6 m.), kecilnya wilayah yang dibicarakan akan dipahami lebih baik. Molekul yang menakjubkan ini merupakan bukti nyata dari kesempurnaan dan sifat luar biasa dari seni penciptaan oleh Allah. Begitu luar biasanya sehingga suatu cabang sains khusus dibuat untuk mendalami rahasia molekul ini., yang masih banyak tersembunyi. Nama cabang sains ini adalah “Genetika”. Dikenal sebagai sains abad ke-21, genetika masih dalam fase merangkak, sejauh berbicara tentang menyelesaikan misteri DNA, walaupun semua sarana teknologi telah digunakan.
Kehidupan di Dalam NukleusJika kita membandingkan tubuh manusia dengan sebuah bangunan, perencanaan dan projek lengkapnya hingga ke detail terhalus ada di DNA, yang terletak di inti setiap sel. Semua tahap perkembangan manusia dalam rahim ibu dan setelah kelahiran berlangsung dalam kerangka program yang telah ditentukan sebelumnya. Penataan sempurna dalam perkembangan manusia ini dinyatakan sebagai berikut dalam Al Quran:“Apakah .. (QS. Al Qiyamah, 36-38)
Tepat pada fase di mana sel telur yang baru saja dibuahi di dalam rahim ibu, semua karakteristik yang akan kita miliki di kemudian hari telah ditentukan dalam takdir tertentu dan dikodekan di dalam DNA kita dalam suatu bentuk yang teratur. Semua ciri kita, seperti tinggi badan, warna kulit, golongan darah, bentuk wajah yang akan kita miliki ketika berumur tiga puluhan dikodekan di dalam inti sel awal kita tiga puluh tahun dan sembilan bulan sebelumnya, sejak saat pembuahan.
Bentuk informasi di dalam DNA tidak hanya menentukan oleh sifat-sifat fisik yang di atas; ia juga mengendalikan ribuan operasi dan sistem lainnya yang berjalan di dalam sel dan tubuh. Misalnya, bahkan tinggi rendah atau normalnya tekanan darah seseorang tergantung pada informasi yang tersimpan di dalam DNA.
Ensiklopedia yang Amat Besar di Dalam Sel ManusiaInformasi yang tersimpan di dalam DNA sedikit pun tidak boleh dianggap enteng. Walaupun sukar untuk dipercaya, dalam sebuah molekul DNA tunggal milik manusia, terdapat cukup informasi untuk mengisi tepat sejuta halaman ensiklopedia. Coba pikirkan; tepat 1000.000 halaman ensiklopedia…. inti dari setiap sel mengandung sebanyak itu informasi, yang digunakan untuk mengendalikan fungsi tubuh manusia. Sebagai analogi, kita dapat katakan bahwa bahkan Ensiklopedia Britannica yang banyaknya 23 jilid, salah satu ensiklopedia terbesar di dunia, memiliki 25.000 halaman. Jadi, di hadapan kita terbentang sebuah fakta yang menakjubkan. Di dalam sebuah molekul yang ditemukan di dalam inti sel, yang jauh lebih kecil dari sel berukuran mikroskopis tempatnya berada, terdapat gudang penyimpanan data yang 40 kali lebih besar daripada ensiklopedia terbesar di dunia yang menyimpang jutaan pokok informasi. Ini sama dengan 920 jilid ensiklopedia besar yang unik dan tidak ada bandingannya di dunia. Riset menemukan bahwa ensiklopedia besar ini diperkirakan mengandung 5 miliar potongan informasi yang berbeda. Jika satu potong informasi yang ada di dalam gen manusia akan dibaca setiap detik, tanpa henti, sepanjang waktu, akan dibutuhkan 100 tahun sebelum proses selesai. Jika kita bayangkan bahwa informasi di dalam DNA dijadikan bentuk buku, lalu buku-buku ini ditumpuk, maka tingginya akan mencapai 70 meter.
Mari kita ulangi kembali dua kata yang barusan disebutkan di atas; ‘menyimpan informasi’….
Kita harus berhenti di sini dan memikirkan dua kata yang kita ucapkan dengan begitu mudahnya. Mudah untuk mengatakan bahwa sebuah sel mengandung miliaran potongan informasi. Namun, ini sama sekali bukan detail yang dapat begitu saja di disingkirkan sebagai sebuah ucapan. Ini karena yang kita bicarakan di sini bukanlah sebuah komputer atau perpustakaan, tetapi hanya sebuah kubus yang 100 kali lebih kecil dari satu millimeter, yang hanya terbuat dari protein, lemak, dan molekul air. Merupakan keajaiban yang luar biasa mencengangkan bagi sepotong teramat kecil daging untuk mengandung dan menyimpan sekeping saja – apalagi jutaan – informasi.
Di era modern, manusia menggunakan komputer untuk menyimpan informasi. Teknologi komputer dewasa ini dianggap sebagai teknologi tercanggih yang membuka jalan menuju semua teknologi lainnya. Jumlah informasi yang 20 tahun silam mungkin disimpan dalam sebuah komputer seukuran kamar, hari ini dapat disimpan dalam “mikrocip” kecil, namun begitu teknologi mutakhir yang dihasilkan oleh kecerdasan manusia setelah berabad-abad akumulasi teknologi dan bertahun-tahun kerja keras masih jauh dari mencapai kapasitas penyimpanan informasi milik sebuah inti sel. Kami kira, perbandingan berikut akan memadai untuk memberi gambaran kecilnya DNA, yang memiliki kapasitas yang demikian hebat.
Informasi yang dibutuhkan untuk menspesifikasi desain dari semua spesies organisme yang pernah ada di planet ini, jumlah yang menurut G.G. Simpson adalah sekitar satu miliar, dapat disimpan dalam satu sendok the dan masih akan cukup tempat bagi semua informasi dalam seluruh buku yang pernah ditulis.
Bagaimana sebuah rantai yang kasat mata, terbuat dari atom-atom yang tersusun bersisian, dengan diameter seukuran sepersemiliar millimeter, memiliki memori dan kapasitas informasi sedemikian? Dan juga menambahkan hal berikut kepada pertanyaan: Kalau masing-masing dari 100 miliar sel di dalam tubuh Anda hapal sejuta halaman informasi, berapa halaman ensiklopedia yang Anda dapat ingat, sebagai seorang manusia yang cerdas dan berkesadaran, sepanjang hidup anda?
Kearifan Dalam SelDalam hal ini, Anda harus mengakui bahwa sel mana pun pada lambung atau telinga anda jauh lebih terpelajar dari Anda, dan karena sel itu menggunakan informasi ini dengan cara yang paling benar dan sempurna, ia lebih arif dari Anda.
Lalu, apa yang menjadi sumber dari kearifan ini? Bagaimana mungkin setiap dari 100 miliar sel dalam tubuh anda dapat memiliki kearifan yang begitu luar biasa? Mereka semua, bagaimanapun, adalah tumpukan atom, dan tidak berkesadaran. Ambillah atom-atom dari semua unsur, gabungkan mereka dalam bentuk dan jumlah yang berbeda, hasilkan molekul-molekul yang berbeda, tetap, Anda tidak akan pernah bisa menghasilkan kearifan. Tidak masalah apakah molekul-molekul ini kecil atau besar, sederhana atau kompleks. Anda tidak akan pernah bisa menghasilkan sebuah pikiran yang secara sadar akan mengorganisir suatu proses dan menyelesaikannya.
Lalu bagaimana mungkin DNA, yang terbangun dari susunan sejumlah tertentu atom-atom yang tak berkesadaran dalam rangkaian tertentu, dan enzim-enzim, yang bekerja secara harmonis, mampu menyelesaikan banyak pekerjaan dan mengorganisir operasi yang rumit dan bermacam-macam di dalam sel secara sempurna dan lengkap? Jawabannya sangat sederhana; kearifan tidak berada di dalam molekul-molekul ini atau di dalam sel yang memuatnya, tetapi pada Diri yang telah mencipta molekul-molekul ini, dengan memrogram mereka untuk berfungsi sedemikian.
Pendeknya, kearifan hadir tidak pada karya itu sendiri, tetapi pada pencipta karya tersebut. Bahkan komputer yang paling maju merupakan hasil dari suatu kearifan dan kecerdasan yang telah menuliskan dan memasang program-program untuk mengoperasikannya, dan kemudian menggunakannya. Begitu pula, sel, DNA dan RNA di dalamnya, dan manusia yang terbuat dari sel-sel ini tidak lain dari karya Dia yang menciptakan mereka dan apa yang mereka lakukan. Betapa pun sempurna, lengkap dan memesona karya tersebut, kebijaksanaan selalu ada pada sang pemilik karya.
Suatu hari, jika Anda menemukan sebuah disket di atas meja di laboratorium komputer, dan setelah memeriksanya, mendapatinya mengandung miliaran informasi tentang anda, pertanyaan pertama yang akan melintas di pikiran Anda tentunya siapa yang telah menuliskan potongan-potongan informasi ini dan mengapa.
Jadi, mengapa kita tidak ajukan pertanyaan yang sama tentang sel? Jika informasi di dalam disket ditulis oleh seseorang, lalu dengannya DNA, yang memiliki teknologi yang jauh lebih unggul dan maju, dirancang dengan cara yang amat sempurna, diciptakan, dan ditempatkan di dalam sel yang sangat kecil itu, yang juga merupakan keajaiban lain. Di samping dia tidak kehilangan sifatnya yang mana pun selama ribuan tahun sampai hari ini. (Ingatlah bahwa otak manusia yang membuat disket dan menyimpan data di dalamnya, juga terbuat dari sel-sel ini.) Apa lagi yang lebih penting bagi Anda daripada pertanyaan: oleh siapa dan mengapa sel-sel ini – yang berfungsi tanpa henti bagi Anda untuk membaca baris-baris tulisan ini, melihat, bernapas, berpikir, singkatnya, untuk ada dan bertahan hidup – diciptakan?
Tidakkah jawaban atas pertanyaan ini yang mestinya, dalam kehidupan, paling banyak anda pikirkan?
Beberapa Contoh LagiIni adalah metoda yang dikenal luas: Mereka yang melakukan perjalanan, lalu terdampar di suatu tempat yang terisolir karena pesawatnya jatuh, menggambar sebuah ‘X’ besar untuk menunjukkan lokasi mereka kepada tim penolong yang mencari mereka dari udara. Dengan menggunakan barang-barang mereka, atau benda-benda yang mereka kumpulkan, mereka membuat tanda besar berbentuk silang. Dengan cara ini, tim penolong yang berusaha mencari dari udara, melihat tanda ini, yang merupakan “produk kebijaksanaan” dan mengerti bahwa di sana ada makhluk hidup yang berkesadaran, yakni, ada manusia di tempat itu.
Saat berkendara di jalan raya luar kota, anda kadangkala melihat tulisan yang terbuat dari batu-batu putih di lereng bukit, semisal: “Teguh Beriman”. Bagaimana tulisan ini terbentuk di bukit itu sangat jelas. Umumnya, ada unit pemerintah daerah di sekitar situ dan mereka membuat tulisan itu dengan batu-batu putih di bukit.
Nah, mungkinkah ada orang yang datang dan mengatakan bahwa tulisan-tulisan itu tidak dibuat oleh pikiran sadar, dalam hal ini para tentara, dan alih-alih terbentuk secara kebetulan? Mungkinkah ada orang yang mengatakan bahwa “Batu-batu itu tersusun bersisian secara kebetulan saat bergulingan dari bukit dan menyusun kalimat ‘Teguh Beriman’.”?
Atau jika seorang ‘ilmuwan’ datang dan berkata “Terdapat miliaran batu di dunia ini dan mereka bergulingan selama jutaan tahun, jadi mungkin saja sebagian dari batu-batu tersebut bergabung bersama secara kebetulan membuat kalimat yang bermakna”, tidakkah ia akan ditertawakan bahkan oleh anak-anak sekalipun? Sebagai tambahan, jika dia menggunakan gaya ilmiah, membuat sejumlah penjelasan ilmiah dan mengemukakan beberapa perhitungan probabilitas, masihkah setiap orang akan meragukan kewarasannya lebih jauh?
Ide utama yang ingin diberikan dengan contoh ini adalah: jika terdapat tanda sedikit saja dari sesuatu yang direncanakan di suatu tempat, sudah tentu ada jejak dari pemilik kebijaksanaan di sana. Tidak ada produk dari kebijaksanaan terbentuk secara kebetulan. Jika Anda menggulingkan batu-batu putih ke bawah gunung miliaran kali, Anda tidak akan pernah menghasilkan sekadar huruf ‘T’ yang memadai, jangankan sebuah frasa seperti “Teguh Beriman”. Jika terdapat sebuah huruf di mana pun, setiap orang setuju bahwa huruf itu ditulis oleh seseorang. Tidak ada huruf tanpa penulis.
Tubuh manusia miliaran kali lebih kompleks dari frasa “Teguh Beriman”, dan nyata-nyata mustahil bagi struktur kompleks ini untuk terbentuk dengan sendirinya, atau oleh “kebetulan” semata, Karenanya, terdapat Pencipta yang telah merencanakan dan merancang baik manusia dan selnya dan DNA-nya secara brilian dan sempurna. Mengklaim sebaliknya adalah tindakan yang sangat tidak bijaksana, dan lebih jauh lagi, merupakan ketidaktulusan dan kesombongan yang terbesar. Hal ini merupakan penghinaan terhadap pemilik kebijaksanaan dan kekuasaan itu.
Namun bagaimanapun, banyak orang, yang siap sedia mengatakan bahwa mustahil batu-batu tersusun sendiri dan membentuk walau hanya tiga kata dasar, akan mendengarkan tanpa protes kebohongan bahwa “peristiwa kebetulan” telah membuat miliaran atom bergabung satu demi satu dalam urutan yang terencana dan membentuk molekul seperti DNA, yang melaksanakan tugas yang begitu super-kompleks. Ini bagaikan seorang yang dihipnotis hingga tunduk dan menerima begitu saja perkataan penghipnotisnya bahwa ia adalah sebuah pintu, pohon, atau seekor cicak….
Bahasa Ensiklopedia DNAKehidupan masyarakat didasarkan atas alur informasi, dan komunikasi. Alat yang paling penting dalam alur informasi antarindividu dan generasi adalah bahasa. Bahasa diwakili oleh kode-kode tertentu, yakni huruf-huruf. Bahasa Inggris adalah bahasa yang tersusun dari 26 huruf atau dapat kita katakan, 26 kode. Kode-kode ini membentuk kata-kata dan kata-kata kemudian membentuk kalimat-kalimat. Alur dan penyimpanan informasi diwujudkan dengan kode-kode ini.
Bahasa di dalam sel serupa dengan ini. Semua sifat fisik manusia disimpan di dalam inti sel dengan dikodekan oleh bahasa ini, dan dapat digunakan oleh sel kembali dengan bahasa ini. Bahasa ini dimiliki molekul utama, yang disebut DNA. Bahasa DNA tersusun dari 4 huruf; A, T, G, dan C. Setiap huruf mewakili satu dari empat basa khusus yang disebut ‘nukleotida’. Jutaan basa ini berbaris dalam sebuah rangkaian yang bermakna dan membentuk molekul DNA.
Begitulah informasi di dalam bank data pada molekul disimpan. Sementara kita menguraikan sistem pengkodean dalam gudang data ini, kita akan terus menggunakan analogi huruf ini untuk molekul asam nukleat yang membentuk DNA. Huruf-huruf ini bersesuaian dua-dua membentuk sebuah pasangan basa. Pasangan basa ini bertumpuk di atas pasangan lainnya membentuk gen. Masing-masing gen, yang terdiri dari satu bagian molekul DNA, menentukan sifat tertentu dari tubuh manusia. Tak terhitung banyaknya ciri seperti tinggi badan, warna mata, materi dan bentuk hidung, mata, dan tengkorak dibentuk oleh perintah gen yang terkait. Kita dapat membandingkan setiap gen ini dengan halaman sebuah buku. Pada halaman itu terdapat naskah yang tersusun dari huruf A – T – G – C.
Terdapat kurang lebih 200.000 gen di dalam DNA sel manusia. Setiap gen tersusun dari rangkaian nukleotida khusus, jumlah yang berkisar antara 1000 dan 186.000 sesuai tipe protein yang berhubungan. Gen-gen ini menyimpan kode dari hampir 200.000 protein yang berfungsi di dalam tubuh manusia dan mengendalikan produksi protein-protein ini.
Informasi yang tersimpan di dalam 200.000 gen ini baru merupakan 3% dari keseluruhan informasi di dalam DNA. Sisanya yang 97% masih tetap menyimpan misterinya hingga kini. Kajian terakhir menunjukkan bahwa 97% bagian tak dikenal ini termasuk informasi vital tentang kelangsungan hidup sel dan mekanisme yang mengendalikan aktivitas teramat kompleks di dalam tubuh. Namun perjalanan masih teramat panjang.
Gen-gen berada di dalam kromosom. Ada 46 kromosom di dalam inti setiap sel manusia (kecuali pada sel-sel reproduksi). Jika kita bandingkan setiap kromosom dengan sebuah jilid buku yang terdiri dari hlaman-halaman gen, kita dapat katakan bahwa di dalam sel terdapat “ensiklopedia sel” sebanyak 46 jilid, yang meliputi seluruh karakteristik manusia. Dengan mengingat contoh ensiklopedia barusan, ensiklopedia sel ini sebanding dengan pengetahuan yang terkandung dalam 920 jilid ‘Ensiklopedia Britannica’.
Urutan huruf-huruf di dalam DNA setiap manusia berbeda. Inilah alasan mendasar mengapa miliaran orang yang pernah hidup di muka bumi tampak berbeda satu sama lain. Struktur dan fungsi dasar organ-organ sama pada setiap orang. Namun, setiap orang diciptakan begitu mendetail dan khusus dengan perbedaan yang demikian halus sehingga walau semua orang diciptakan dari pembelahan sebuah sel tunggal dan memiliki struktur dasar yang sama, miliaran manusia yang berbeda telah muncul.
Semua organ di dalam tubuh dibangun dengan sebuah perencanaan yang digariskan oleh gen kita. Sebagai contoh, menurut peta gen yang dirampungkan oleh para ilmuwan, di dalam tubuh manusia, kulit dikendalikan oleh 2.559 gen, otak oleh 29.930 gen, mata oleh 1.794 gen, kelenjar ludah oleh 186 gen, jantung oleh 6.216 gen, dada oleh 4.001 gen, paru-paru oleh 11.581 gen, hati oleh 2.309 gen, usus oleh 3.838 gen, otot kerangka oleh 1.911 gen, dan sel-sel darah oleh 22.902 gen.
Urutan huruf di dalam DNA menentukan struktur seorang manusia hingga bagian terkecil. Selain ciri seperti tinggi badan, mata, rambut, dan warna kulit, sebuah sel tunggal DNA juga mengandung rancangan dari 206 tulang, 600 otot, jaringan 10.000 otot pendengaran, jaringan 2 juta saraf penglihatan, 100 miliar sel saraf, dan 100 triliun sel di dalam tubuh.
Sekarang mari kita berpikir dengan informasi di atas: Karena tak sebuah huruf pun dapat terbentuk tanpa ada penulisnya, bagaimana miliaran huruf di dalam sel manusia berasal mula? Bagaimana huruf-huruf ini berbaris dalam rangkaian yang bermakna sehingga membentuk perencanaan unik seperti tubuh yang sempurna dan kompleks? Jika terjadi kerusakan pada urutan huruf-huruf ini Anda mungkin akan mempunyai telinga di perut atau mata di tumit. Anda mungkin akan lahir dengan tangan menempel di punggung, dan hidup sebagai makhluk aneh. Rahasia kehidupan Anda sekarang ini sebagai manusia sepantasnya terletak pada rangkaian ‘sempurna’ dari miliaran huruf pada ensiklopedia 46 jilid di dalam DNA Anda.
DNA Menentang Peristiwa KebetulanSaat ini matematika telah membuktikan bahwa peristiwa kebetulan tidak dapat berperan pada pembentukan informasi yang dikodekan di dalam DNA, jangankan pada molekul DNA yang terbuat dari jutaan pasangan basa. Probabilitas pembentukan secara kebetulan satu gen saja dari 200.000 gen yang menyusun DNA adalah begitu rendahnya, sehingga disebut mustahil pun masih terlalu lemah. Frank Salisbury, seorang ahli biologi evolusionis, mengemukakan pernyataan berikut tentang “kemustahilan” ini:
Sebuah protein berukuran sedang dapat terdiri dari sekitar 300 asam amino. Gen DNA yang mengatur protein ini bisa memiliki 1000 nukleotida pada rantainya. Karena ada empat jenis nukleotida dalam sebuah rantai DNA, satu rantai dengan 1000 nukleotida dapat tersusun dalam 41000 bentuk. Dengan menggunakan sedikit ilmu aljabar (logaritma), kita dapat melihat bahwa 41000 = 10600. Sepuluh dikali sepuluh sebanyak 600 kali menghasilkan angka 1 yang diikuti 600 angka nol! Suatu angka di luar kemampuan pemahaman kita.
Dengan kata lain, bahkan jika kita asumsikan bahwa semua nukleotida yang dibutuhkan ada pada sebuah medium, dan bahwa semua molekul kompleks dan enzim untuk menggabungkan mereka tersedia, kemungkinan bagi nukleotida ini tersusun dalam urutan yang diinginkan adalah 1 banding 41000, atau 1 banding 10600. Singkatnya, probabilitas dari pembentukan secara kebetulan dari kode sebuah protein rata-rata dalam tubuh manusia pada DNA dengan sendirinya adalah 1 banding 1 diikuti oleh 600 angka nol. Ini bahkan berada di luar bilangan astronomis, yang pada praktiknya berarti probabilitas ‘nol’. Artinya, urutan sedemikian pastilah berada di bawah kendali dan pengetahuan dari kekuatan yang sadar dan bijaksana. Probabilitas hal ini terjadi melalui “kecelakaan”, “untung-untungan”, atau “peristiwa kebetulan” adalah nol.
Coba pikirkan buku yang sekarang tengah Anda baca. Bagaimana pendapat Anda tentang seseorang yang mengklaim bahwa huruf-huruf (dengan menggunakan stempel cetak untuk setiap hurufnya) berkumpul secara kebetulan dengan sendirinya untuk membentuk tulisan ini? Nyata sekali bahwa ia ditulis oleh seorang yang memiliki kecerdasan dan kesadaran. Ini tidak berbeda dengan DNA.
Francis Crick, ahli biokimia yang menemukan struktur DNA, meraih hadiah Nobel berkat risetnya dalam subjek ini. Crick, seorang evolusionis yang bersemangat, menyatakan pendapat ilmiah berikut dalam buku yang ditulisnya setelah mengakui struktur DNA yang menakjubkan: “Seorang jujur yang dibekali ilmu pengetahuan masa kini, hanya dapat menyatakan bahwa asal usul kehidupan hampir seperti suatu keajaiban.” 3 Bahkan dalam pandangan Crick, salah seorang pakar terbesar mengenai DNA, kehidupan tidak dapat bermula di dunia secara spontan.
Data di dalam DNA, yang terbentuk dari 5 juta huruf, tersusun dari rangkaian huruf A-T-G-C yang khusus dan bermakna. Namun, tidak boleh terjadi satu pun kesalahan huruf pada rangkaian ini. Kata yang salah eja atau kesalahan huruf dalam ensiklopedia mungkin saja diabaikan dan dikesampingkan. Ia bahkan tidak akan teperhatikan. Namun, satu saja kesalahan dalam pasangan basa DNA, seperti kesalahan kode huruf pada pasangan basa ke-1.719.348.632, akan berakibat amat buruk pada sel, dan karenanya pada individunya sendiri. Misalnya, hemofilia (leukemia anak) adalah akibat dari pengkodean yang keliru seperti itu.
Sebenarnya, tidak tepat jika hal ini disebut “pengkodean yang keliru”, karena seperti segala sesuatu yang ada, DNA manusia, juga diciptakan oleh Allah dan bahkan kesalahan yang jarang terjadi dikarenakan suatu sebab tersembunyi (tujuan ilahiah). Kesalahan pengkodean yang menyebabkan kanker adalah suatu penyakit yang diciptakan secara khusus. Ia diciptakan secara khusus untuk suatu sebab tersembunyi yang tertentu untuk menunjukkan kepada manusia kelemahan dan ketidakmampuannya sendiri, mengingatkannya akan berbagai keseimbangan yang halus di mana penciptaan manusia tergantung, dan kesulitan apa yang mungkin dihadapinya jika terjadi gangguan paling ringan pun terhadap keseimbangan ini.
Replikasi Diri pada DNASebagaimana diketahui, sel berkembang biak dengan membelah diri. Sementara tubuh manusia asalnya terdiri dari sebuah sel tunggal, sel ini membelah dan bereproduksi dengan kelipatan 2-4-8-16-32….
Apa yang terjadi pada DNA pada akhir proses pembelahan? Hanya ada satu rantai DNA di dalam sel. Namun, nyata bahwa sel yang baru terbentuk juga membutuhkan DNA. Untuk mengisi kekosongan ini, DNA merampungkan sebuah rentetan operasi yang menarik, yang setiap tahapnya merupakan keajaiban yang berbeda. Akhirnya, segera sebelum sel membelah, DNA membuat kopi dirinya dan memindahkannya ke sel yang baru.
Pengamatan terhadap pembelahan sel menunjukkan bahwa sel harus mencapai ukuran tertentu sebelum membelah diri. Pada saat ia melewati ukuran tertentu ini, proses pembelahan otomatis dimulai. Sementara bentuk sel mulai semakin mulus sehingga memungkinkan proses pembelahan, DNA mulai mereplikasi diri seperti disebutkan sebelumnya.
Ini berarti sel ‘memutuskan’ untuk membelah sebagai keseluruhan dan bagian-bagian sel yang berbeda mulai bertindak sesuai dengan keputusan pembelahan ini. Sudah jelas sel tidak mempunyai kesadaran untuk melakukan tindakan kolektif sedemikian. Proses pembelahan dimulai dengan suatu perintah rahasia dan keseluruhan sel, terutama DNA bertindak dengan perintah ini.
Pertama, DNA membelah menjadi dua untuk mereplikasi dirinya sendiri. Peristiwa ini terjadi dengan cara yang sangat menarik. Molekul DNA yang menyerupai tangga spiral membagi menjadi dua seperti ritsleting dari tengah anak tangga. Seterusnya, DNA membelah menjadi dua bagian. Belahan yang hilang (replica) dari masing-masing bagian disempurnakan dengan bahan-bahan yang terdapat di sekitarnya. Dengan cara ini, dua molekul DNA baru diproduksi. Dalam setiap tahap operasi, protein ahli yang disebut “enzim” yang berfungsi seperti robot canggih mengambil peran. Walau ini sekilas tampak sederhana, proses-proses antara yang berlangsung selama operasi ini begitu banyak dan begitu rumit sehingga untuk menggambarkan keseluruhan peristiwa ini secara detail akan membutuhkan banyak halaman.
Molekul DNA baru yang muncul selama replikasi diperiksa berulang kali oleh enzim pemeriksa. Jika terjadi kesalahan – yang dapat menjadi sangat vital, ia akan segera diidentifikasi dan diperbaiki. Kode yang keliru dibuang dan digantikan dengan yang benar. Semua proses ini berlangsung dalam kecepatan yang sangat memesonakan sehingga saat 3000 pasangan basa diproduksi dalam satu menit, secara bersamaan semua pasangan diperiksa berulang kali oleh enzim-enzim yang bertanggung jawab dan perbaikan yang dibutuhkan dilakukan.
Dalam molekul DNA yang baru diproduksi, lebih banyak kesalahan yang dapat dilakukan lebih dari normal sebagai akibat faktor luar. Dalam hal ini, ribosom di dalam sel mulai memproduksi enzim-enzim pereparasi DNA sesuai perintah yang diberikan oleh DNA. Dengan demikian, saat DNA melindungi dirinya sendiri, ia juga menjamin kelangsungan generasi.
Sel-sel dilahirkan, mereka bereproduksi dan mati seperti halnya manusia. Namun masa hidup sel jauh lebih pendek daripada kehidupan manusia. Misalnya, kebanyakan sel yang digunakan untuk membentuk tubuh Anda enam bulan yang lalu tidak ada lagi saat ini. Namun, Anda tetap hidup karena mereka telah membelah pada waktunya untuk memberikan tempatnya bagi yang baru. Karena ini, operasi yang sangat kompleks seperti penggandaan sel dan replikasi DNA merupakan proses vital yang tidak dapat menoleransi bahkan sebuah kesalahan kecil sehubungan dengan kehidupan manusia. Namun, proses penggandaan berjalan begitu mulusnya sehingga tingkat kesalahan hanyalah satu dalam tiga miliar pasangan basa. Dan satu kesalahan ini dihapuskan oleh mekanisme kontrol yang lebih tinggi di dalam tubuh tanpa menyebabkan masalah apa pun.
Sepanjang hari, tanpa Anda sadari, begitu banyak operasi dan kontrol dilakukan, banyak pengukuran dilakukan di dalam tubuh Anda dengan cara yang luar biasa kritis dan bertanggung jawab agar Anda dapat menjalani hidup tanpa masalah apa-apa. Allah telah menganugerahkan untuk Anda tak terhitung jumlahnya atom dan molekul, dari yang terbesar hingga yang terkecil, dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks, sehingga Anda dapat hidup dengan baik dan sehat. Tidakkah karunia dan rahmat ini sendiri cukup bagi Anda untuk bersyukur? Atau haruskah seseorang menunggu terjadi masalah dalam sistemnya yang sempurna baru ia akan menyadarinya?
Poin paling penting adalah bahwa enzim-enzim yang membantu produksi DNA dan mengontrol komposisinya ini sebenarnya adalah protein yang diproduksi sesuai dengan informasi yang dikodekan di dalam DNA dan di bawah perintah dan kontrol DNA itu sendiri. Sebagaimana DNA harus ada agar enzim tersebut ada, begitu pula halnya enzim tersebut harus ada agar DNA ada, dan di lain pihak, agar keduanya ada sel harus ada secara lengkap, sampai ke membran dan semua organel kompleks yang dikandungnya.
Teori evolusi yang menyatakan bahwa makhluk hidup berevolusi ‘tahap demi tahap’ sebagai akibat dari ‘peristiwa-peristiwa kebetulan yang menguntungkan’ secara eksplisit disangkal oleh paradoks DNA-enzim yang disebutkan di atas. Ini karena baik DNA maupun enzim harus ada pada saat yang bersamaan. Dan ini menunjukkan keberadaan Pencipta yang sadar, yaitu Allah.
Evolusionis Tak Dapat Menjelaskan Bagaimana Informasi di dalam DNA Berasal Mula dan Bagaimana Ia Berbeda dalam Setiap Spesies.
Sementara para evolusionis tidak dapat sama sekali menjelaskan bagaimana DNA berasal mula, masih ada poin lain di mana mereka menghadapi jalan buntu. Bagaimana ikan, reptil, burung, manusia dan sebagainya dapat memiliki DNA yang berbeda dan jenis informasi yang berbeda?
Para evolusionis menjawab pertanyaan itu dengan mengatakan bahwa kandungan informasi dalam DNA berkembang dan mengalami diversifikasi perlahan-lahan melalui peristiwa-peristiwa kebetulan. Peristiwa kebetulan yang mereka rujuk adalah “mutasi”. Mutasi adalah perubahan yang berlangsung di dalam DNA sebagai akibat dari radiasi atau reaksi kimia. Kadangkala radiasi radioaktif terjadi pada rantai DNA dan merusak atau memindahkan beberapa pasangan basa di dalamnya. Menurut para evolusionis, makhluk hidup telah mencapai bentuk mereka yang sempurna sekarang sebagai hasil diversifikasi dari sebuah DNA tunggal karena mutasi-mutasi ini (yakni, kecelakaan).
Untuk menunjukkan bahwa klaim ini tidak masuk akal, mari kita bandingkan sekali lagi DNA dengan sebuah buku. Telah disebutkan sebelumnya bahwa DNA dibuat dari huruf-huruf yang berbaris menyamping seperti dalam sebuah buku. Mutasi adalah seperti kesalahan huruf yang terjadi selama penyusunan buku ini. Jika Anda mau, kita dapat melakukan percobaan mengenai subjek ini. Mari kita mencari sebuah buku tebal tentang sejarah dunia untuk disusun (di-type-setting). Selama penyusunan, mari kita campur tangan beberapa kali dan menyuruh tukang set untuk menekan satu tombol dengan mata tertutup dan secara acak. Kemudian mari kita berikan teks berisi huruf-huruf ini kepada orang lain dan menyuruhnya melakukan hal serupa sekali lagi. Dengan menggunakan metode ini, mari kita minta buku ini disusun dari awal hingga akhir beberapa kali, dengan demikian beberapa kesalahan huruf telah ditambahkan kepada buku ini secara acak beberapa kali….
Mungkinkah buku sejarah ini dikembangkan dengan metode demikian? Misalnya, akankah muncul sebuah bab tambahan berjudul “Sejarah Cina Kuno”, yang sebelumnya tidak ada?
Sudah pasti, kesalahan huruf yang telah kita tambahkan tidak akan membangun buku itu, malahan menghancurkan dan merusak artinya. Semakin banyak kita tambahkan proses penyusunan yang salah, akan semakin berantakan buku kita jadinya.
Namun, klaim teori evolusi adalah bahwa “kesalahan huruf membantu menyusun sebuah buku”. Menurut evolusi, mutasi (kesalahan) yang terjadi pada DNA telah membawa akibat yang menguntungkan dengan mengakumulasi dan melengkapi makhluk hidup dengan organ-organ yang sempurna seperti mata, telinga, sayap, tangan, dan sifat yang berhubungan dengan kesadaran seperti berpikir, belajar dan berakal budi.Tak dipertanyakan lagi, klaim ini bahkan lebih tak masuk akal daripada contoh penambahan bab “Sejarah Cina Kuno” pada buku sejarah dunia sebagai hasil dari akumulasi kesalahan huruf yang disebutkan di atas. (Lebih jauh lagi tidak ada mekanisme di alam yang menyebabkan mutasi secara teratur seperti contoh tukang set yang membuat kesalahan secara teratur. Mutasi di alam berlangsung jauh lebih jarang daripada kesalahan huruf yang terjadi selama penyusunan sebuah buku.)
Setiap “penjelasan” yang dikemukakan oleh teori evolusi tentang asal usul kehidupan tidak masuk akal dan tidak ilmiah. Salah seorang pakar terkemuka yang membahas persoalan ini adalah ahli zoologi Prancis, Pierre Grassé, mantan ketua Akademi Sains Prancis. Meskipun ia seorang evolusionis, Grassé menyatakan terang-terangan bahwa teori Darwinis tidak dapat menjelaskan kehidupan. Dia juga mengemukakan pendapatnya tentang logika konsep “kebetulan” yang merupakan pilar utama Darwinisme:
Kemunculan mutasi-mutasi secara tepat, yang memungkinkan hewan dan tumbuh memenuhi kebutuhan, merupakan hal yang sukar dipercaya. Namun, teori Darwin menyatakan lebih dari itu: sebatang pohon atau seekor hewan memerlukan beribu-ribu peristiwa kebetulan pada saat yang tepat. Jadi, keajaiban akan berperan di sini: peristiwa-peristiwa dengan peluang mendekati nol tidak boleh gagal untuk terjadi…. Tak ada larangan untuk berkhayal, tetapi sains tidak boleh terjerumus ke dalamnya.
Memang, teori evolusi, yang mengklaim bahwa materi tak hidup berhimpun dengan sendirinya dan membentuk makhluk hidup dengan sistem yang begitu gemilang seperti DNA, adalah skenario yang sepenuhnya bertentangan dengan sains dan akal sehat. Semua ini membawa kita kepada kesimpulan yang nyata. Karena hidup memiliki perencanaan (DNA) dan semua makhluk hidup dibentuk menurut perencanaan ini, jelaslah bahwa ada Pencipta ulung yang membuat perencanaan ini. Ini dengan mudah berarti bahwa semua makhluk hidup diciptakan oleh Allah, Yang Mahakuasa, Mahabijaksana. Allah menyatakan fakta ini di dalam Al Quran seperti berikut:(QS. Al Hasyr, 59: 24)
Saat ini, apa yang telah dicapai manusia melalui teknologi dapat digambarkan paling jauh sebagai ‘sebuah pendekatan menuju pengertian atas sebuah fragmen kecil dari pengetahuan Allah, sebagaimana ditunjukkan pada DNA manusia’.
Di lain pihak, teori evolusi yang mencoba untuk menjelaskan asal usul kehidupan sebagai rangkaian peristiwa kebetulan, kehilangan semua keabsahannya di hadapan pertanyaan: “Lalu bagaimana DNA berasal mula?”
PERTANYAAN YANG MENGHANCURKAN TEORI EVOLUSI: BAGAIMANA DNA BERASAL MULA?
Pertanyaan bagaimana molekul yang dirancang secara luar biasa seperti DNA berasal mula adalah salah satu dari ribuan jalan buntu yang dihadapi evolusionis. Karena berusaha keras menjelaskan kehidupan melalui “peristiwa kebetulan”, teori evolusi tidak pernah dapat menjelaskan sumber dari informasi luar biasa yang begitu sempurna dan cermat dikodekan di dalam DNA.
Lebih jauh lagi, pertanyaannya tidak hanya bagaimana rantai DNA bermula. Keberadaan dari rantai DNA itu sendiri, dengan kapasitas informasi yang luar biasa yang dimilikinya, tidak ada artinya jika sendirian. Agar dapat merujuk kepada kehidupan, enzim-enzim yang membaca rantai DNA ini, mengopi mereka dan memproduksi protein, juga harus ada. (Enzim adalah molekul raksasa yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu dalam sel yang mereka lakukan dengan kepresisian sebuah robot.)
Gampangnya, agar dapat berbicara tentang kehidupan, baik bank data yang kita sebut DNA, maupun mesin untuk melakukan produksi dengan membaca data pada bank harus ada secara bersamaan.
Yang mengejutkan, enzim itu sendiri, yang membaca DNA dan melaksanakan produksi sesuai dengan itu, diproduksi sesuai dengan kode di dalam DNA. Artinya, ada sebuah pabrik di dalam sel yang membuat banyak jenis produk, dan juga merakit robot dan mesin yang melaksanakan produksi ini. Pertanyaan bagaimana sistem ini – yang tidak akan berguna jika ada kerusakan kecil di mekanismenya yang mana pun – bermula, itu saja sudah cukup untuk menghancurkan teori evolusi.
Evolusionis Jerman Douglas R. Hofstadler, menyatakan keputusasaannya di hadapan pertanyaan ini:“Bagaimana Kode Genetik, juga mekanisme untuk penerjemahannya (ribosom dan molekul RNA) berawal?” Untuk saat ini, kita terpaksa harus puas dengan rasa takjub dan terpesona, dan bukan dengan sebuah jawaban.
Pemuka evolusionis lainnya, ahli biologi molekuler terkenal di dunia, Leslie Orgel, lebih terbuka tentang hal ini:Sangat tidak mungkin bahwa protein dan asam nukleat, yang masing-masingnya memiliki struktur yang kompleks, muncul secara spontan pada tempat yang sama secara bersamaan. Tetapi tidak mungkin pula ada salah satu tanpa yang lainnya. Karena itu, pada sekilas pandangan pertama, SESEORANG MUNGKIN HARUS MENYATAKAN BAHWA SESUNGGUHNYA KEHIDUPAN TIDAK DAPAT BERASAL MULA SECARA KIMIAWI.
Mengatakan bahwa “kehidupan tidak mungkin pernah berasal mula secara kimiawi” sama dengan mengatakan bahwa “kehidupan tidak pernah dapat berasal mula dengan sendirinya”. Pengakuan atas kebenaran pernyataan ini menghasilkan kesadaran bahwa kehidupan diciptakan secara sadar. Namun karena alasan-alasan ideologis, para evolusionis tidak mengakui fakta, bukti nyata yang ada di depan mata mereka ini. Untuk menghindar dari mengakui keberadaan Tuhan, mereka mempercayai skenario tidak masuk akal, yaitu kemustahilan yang juga mereka yakini.
Dalam bukunya “Evolution: A Theory in Crisis”, yang membahas ketidakabsahan teori evolusi, seorang ahli biologi molekuler terkenal, Prof. Michael Denton, mengungkapkan kepercayaan tidak masuk akal para Darwinis:
Bagi mereka yang skeptis, gagasan bahwa program genetis organisme tingkat tinggi hampir sama dengan ribuan juta bit informasi, yang ekivalen dengan urutan huruf dalam seribu jilid buku yang memuat beribu-ribu algoritma rumit dalam bentuk kode yang mengendalikan, menentukan dan mengatur pertumbuhan dan perkembangan bermiliar-miliar sel organisme kompleks, murni dihasilkan oleh sebuah proses acak, benar-benar MELECEHKAN AKAL MANUSIA. AKAN TETAPI, GAGASAN TERSEBUT DITERIMA DARWINIS TANPA SEDIKIT PUN KERAGUAN — PARADIGMA INI JUSTRU DIUTAMAKAN!
Memang, Darwinisme tidak lain dari kepercayaan yang sepenuhnya tidak masuk akal dan bersifat takhyul. Siapa pun yang berakal sehat akan melihat bukti dari fakta besar itu dengan memperhatikan DNA, atau bagian lain dari alam semesta. Manusia dan semua makhluk hidup diciptakan oleh Allah, Yang Mahakuasa, Rabb dari semesta alam.
“Dunia RNA”
Penemuan pada tahun 1970-an bahwa gas-gas di dalam atmosfer primitif tidak memungkinkan sintesis asam amino, adalah pukulan berat bagi teori evolusi molekuler. Kemudian diakui bahwa “eksperimen atmosfer primitif” oleh evolusionis seperti Miller, Fox dan Ponnamperuma, tidak absah. Untuk itu, pada tahun 1980-an berbagai upaya baru evolusionis diajukan. Hasilnya adalah sebuah skenario yang dinamai “Dunia RNA” yang menyatakan bahwa bukanlah protein yang pertama terbentuk, melainkan molekul RNA yang mengandung informasi tentang protein.
Skenario ini diusulkan tahun 1986 oleh Walter Gilbert, seorang ahli kimia dari Harvard. Menurutnya, miliaran tahun lalu sebuah molekul RNA, yang entah bagaimana dapat melakukan replikasi, terbentuk secara kebetulan. Kemudian, dengan diaktifkan oleh pengaruh lingkungan, RNA ini mulai memproduksi protein. Selanjutnya, informasi tersebut perlu disimpan pada molekul kedua, maka dengan suatu cara terbentuklah molekul DNA.
Karena tersusun dari rangkaian kemustahilan pada setiap tahapnya, skenario yang sukar dibayangkan ini bukannya memberikan penjelasan tentang asal usul kehidupan, malah memperbesar masalah dan menimbulkan banyak pertanyaan tak terselesaikan:
Jika mustahil untuk menerangkan pembentukan secara kebetulan satu saja dari banyak nukleotida yang membangun RNA, bagaimana mungkin nukleotida rekaan ini membentuk RNA dengan saling bergabung dalam urutan yang tepat? John Horgan, ahli biologi evolusionis, mengakui kemustahilan ini pembentukan RNA secara kebetulan ini sebagai berikut : Semakin dekat para peneliti mengkaji konsep dunia RNA, semakin banyak masalah muncul. Bagaimana RNA muncul pertama kali? Di laboratorium, dalam kondisi terbaik sekalipun, RNA dan komponennya sangat sulit disintesis, apalagi dalam kondisi seadanya.
Bahkan jika kita menganggap RNA terbentuk secara kebetulan, bagaimana mungkin RNA yang hanya terdiri dari rantai nukleotida ini “memutuskan” untuk mereplikasi diri, dan mekanisme apa yang mungkin digunakannya untuk proses itu? Dari mana RNA mendapatkan nukleotida untuk replikasinya? Bahkan, ahli mikrobiologi evolusionis, Gerald Joyce dan Leslie Orgel mengungkapkan keputusasaan atas situasi ini dalam bukunya yang berjudul “In the RNA World”. Diskusi ini…, dalam suatu artian, telah berfokus pada sebentuk mitos tentang molekul RNA yang bereplikasi diri dan muncul dari sup polinukleotida acak secara mendadak. Hal ini bukan saja tidak realistis di bawah pemahaman kita saat ini tentang kimia prebiotik, bahkan ia seharusnya menyaring kepercayaan yang terlalu mudah dari pandangan optimis tentang potensi katalitis RNA.
Bahkan jika kita menganggap bahwa di bumi purba ada RNA yang dapat mereplikasi diri, seluruh asam amino siap pakai tersedia dan semua yang mustahil ini terjadi, situasi ini tidak berakhir dengan pembentukan satu molekul protein pun. Hal ini karena RNA hanya mengandung informasi mengenai struktur protein, sedangkan asam amino hanya bahan mentah. Bagaimanapun, tidak ada mekanisme untuk memproduksi protein. Anggapan bahwa kehadiran RNA sudah cukup untuk produksi protein adalah sama tidak masuk akalnya dengan mengharapkan sebuah mobil dapat merakit diri sendiri hanya dengan melemparkan secarik kertas yang berisi rancangannya ke atas tumpukan ribuan onderdil mobil. Dalam kasus ini, juga tidak ada produksi karena tidak ada pabrik atau pekerja yang terlibat dalam proses.
Protein diproduksi oleh ribosom dengan bantuan berbagai enzim, dan merupakan hasil dari berbagai proses yang sangat kompleks di dalam sel. Ribosom sendiri adalah organel sel yang kompleks dan terbuat dari protein. Jadi, situasi ini juga menimbulkan asumsi tidak masuk akal lainnya bahwa ribosom pun muncul secara kebetulan pada saat yang sama. Bahkan pemenang Hadiah Nobel, Jacques Monod, seorang pembela teori evolusi yang fanatik, menjelaskan bahwa sintesis protein tidak bisa dianggap proses remeh yang hanya bergantung pada informasi dalam asam nukleat:
Kode DNA tidak berarti jika tidak diterjemahkan. Perangkat penerjemah modern sel-sel ini terdiri dari paling sedikit lima puluh komponen makromolekuler yang juga dikode dalam DNA: kode-kode ini tidak dapat diterjemahkan kecuali oleh hasil penerjemahannya sendiri. Ini sesuai dengan ungkapan omne vivum ex ovo (ayam atau telur yang lebih dulu). Kapan dan bagaimana lingkaran ini berujung? Ini sangat sulit untuk dibayangkan.
Bagaimana sebuah rantai RNA di bumi purba dapat mengambil keputusan seperti itu? Dan bagaimana ia merealisasikan produksi protein dengan melakukan sendiri pekerjaan 50 partikel terspesialisasi? Evolusionis tidak bisa menjawab pertanyaan ini.
Dr. Leslie Orgel, seorang rekanan Stanley Miller dan Francis Crick dari Universitas San Diego California, menggunakan istilah “skenario” untuk kemungkinan “asal usul kehidupan melalui dunia RNA”. Orgel menggambarkan sifat-sifat yang harus dimiliki RNA berikut kemustahilannya dalam artikelnya “The Origin of Life” yang dimuat dalam American Scientist pada bulan Oktober 1994 :
Jika kita amati, skenario ini mungkin saja terjadi jika RNA prebiotik memiliki dua sifat yang tidak dimilikinya sekarang: kemampuan untuk bereplikasi tanpa bantuan protein dan kemampuan untuk mengkatalisasi setiap tahap sintesis protein.
Cukup jelas kiranya, mengharapkan dua kemampuan yang kompleks dan luar biasa mendasar ini pada molekul seperti RNA hanya mungkin oleh daya imajinasi dan pandangan seorang evolusionis. Di lain pihak, fakta-fakta ilmiah konkret menunjukkan secara eksplisit bahwa tesis “Dunia RNA”, yang diajukan sebagai model baru pembentukan kehidupan, juga merupakan dongeng yang tidak masuk akal.
Pengakuan Para Evolusionis
Perhitungan probabilitas menunjukkan dengan jelas bahwa molekul kompleks seperti protein dan asam nukleat (RNA dan DNA) tidak pernah dapat terbentuk secara kebetulan, secara independen satu terhadap yang lain. Walaupun demikian, evolusionis harus menghadapi masalah yang lebih besar bahwa semua molekul kompleks tersebut harus muncul secara bersamaan agar kehidupan dapat muncul. Teori evolusi benar-benar dipusingkan oleh syarat tersebut. Ini adalah titik di mana sebagian evolusionis terkemuka terpaksa mengaku. Sebagai contoh, seorang kerabat dekat Stanley Miller dan Francis Crick dari University of San Diego California, evolusionis terkenal Dr. Leslie Orgel menyatakan:
Protein dan asam nukleat, masing-masing memiliki struktur yang kompleks, tidak mungkin muncul secara spontan pada tempat yang sama secara bersamaan. Tetapi tidak mungkin pula ada salah satu tanpa yang lainnya. Karena itu, pada sekilas pandangan pertama, seseorang mungkin harus menyatakan bahwa sesungguhnya kehidupan tidak dapat berasal dari senyawa kimiawi.1
Fakta yang sama diakui pula oleh ilmuwan yang lain:
DNA tidak dapat melakukan pekerjaannya, termasuk menghasilkan lebih banyak DNA, tanpa bantuan protein katalitis atau enzim. Singkatnya, protein tidak dapat terbentuk tanpa DNA, sebagaimana pula DNA tidak dapat terbentuk tanpa protein.2
Bagaimana Kode Genetis, termasuk mekanisme translasinya (ribosom dan molekul RNA), berawal? Untuk saat ini, kita terpaksa harus puas dengan keterpesonaan dan ketakjuban, dan bukan dengan sebuah jawaban. 3
Leslie E. Orgel, “The Origin of Life on Earth”, ScientificAmerican, vol.271, Oktober 1994, hlm. 78
John Horgan, “In the Beginning”, Scientific American, vol. 264, Februari 1991, hlm. 119
Douglas R. Hofstadter, Godel, Escher, Bach: An eternal Golden Braid, New York, Vintage Books, 1980, hlm. 548